Di antara dua kejadian yang tidak terduga ini. Lagi-lagi aku yang harus bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi saat ini. Mataku seakan bersaing pada pria yang tak lagi tua itu. Sorotan mataku bukan hal yang hangat, melainkan secercah persaingan yang ketat.
Aku menatap mata tuan Carlos dengan penuh ketajaman lagi melawan. "Aku tidak akan mendengarmu. Aku tahu kalau kau bukan ayah yang baik!" ketusku.
***
Sementara itu, di berlainan tempat. Sosok Erik mulai menjelengarkan sepasang bola mata ke arah dua pria tersebut akibat todongan pistol mengarah padanya. Dengan perlahan, ia pun mengangkat kedua tangannya untuk segera menyerah.
Raut wajah Erik seketika berubah ketika rencana ini dikerumuni oleh orang-orang Maximus.
Namun yang terjadi kekacauan yang pasti akan terjadi tanpa seruan dari si musuh.
"Kenapa kalian melakukan ini padaku?" rintih Erik mengerutkan kening.
"Maaf, kami tidak bisa menjadi bawahan Jebran begitu saja," keluh salah satu pria.