Dimana malam masih bersama dari kedua pria tangkas. Erik dan Jebran kini duduk berdampingan di atas sofa empuk dan mewah. Perlahan-lahan, Jebran menghirup aroma kopi hangat, lalu meminumnya secara bertahap-tahap.
"Aku sudah mengetahui mereka kalau pekerjaan itu sangatlah aneh, dari tingkah para petinggi sudah aku rekam," ungkap Jebran, santai.
"Mereka memiliki misi untuk Negeri dan masyarakat. Akan tetapi, tidak ada laporan yang aku temukan," lanjut Jebran.
"Lalu, kau sempat melihat mereka ketika kau bekerja di staf pertahanan kemarin?" tanya Erik, penasaran.
"Hm, aku sempat dipindahkan ke Papua, tetapi aku menolaknya karna aku tahu kalau aku tidak akan bisa memeriksa pekerjaan gelap mereka," ungkap Jebran.
"Aku berpura-pura mengundurkan diri agar aku bisa leluasa memantau mereka dengan cara yang lembut," ujar Jebran, melirik wajah Erik.
"Tapi, kenapa kau malah keluar dari staf pertahanan? Bukannya itu sangat mudah untukmu lebih dekat dengan mereka?" kelit Erik.