Jarak yang tidak begitu jauh dari Tokyo berada. Di ujung Utara pulau yang masih sama dengan kota Tokyo sebagai jantung negara Jepang. Aku dan ketiga pria bersama-sama menuruni gunung tinggi di atas papan seluncur.
Nyawaku seakan terabaikan kali ini. Namun, Jebran tetap berada di dekat posisiku. Tubuhku yang terayun cepat ke bawah bukit yang sudah tidak jauh itu.
Mataku sontak membeliak tegang ketika aku tak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba Jebran menarik tanganku saat tubuhku terbengkalai hendak jatuh ke tumpukan es.
"Aaaaah!!!"
Teriakanku mengguncang suasana bukit es yang terlihat sangat tinggi bagiku. Akan tetapi, semua orang menatap diriku karena merasa heran akibat diriku yang tidak terbiasa bermain ski.
Tubuhku terhempas menggelinding bersama Jebran ketika aku kehilangan kendali untuk mendarat. Padahal, sebelum itu sudah diberikan pengarahan dari seorang pemandu dan Feno.
Namun, apalah daya, teori tidak akan seimbang dengan praktik yang kita lakukan.