Pertanyaan Dilan benar-benar serius lagi putus asa. Dari irama melemah dan dari nada bicaranya seakan putus asa. Namun, dari dalam hati adalah sebuah kemarahan yang tidak pernah berhenti.
"Kau pernah mengunjungi Ferdo, bukan? Dia datang menemui kami, kalau kau sudah berbuat curang ke rumahnya, lalu dia menuduhmu bukan-bukan," ungkap seniornya.
Dilan memang terpelangah curiga, tetapi dia tahu apa yang harus ia pertanggungjawabkan.
"Aku sengaja melakukannya, aku ingin senior merahasiakan misiku dari komandan," pinta Dilan lirih.
"Tapi, aku merasa dituntut karena dirimu, Umer pun pernah mengatakannya padaku sebelum itu," sebut senior menjelaskan.
"Senior Afdal!" desak Dilan mengerutkan keningnya.
Senior yang bersapa Afdal itu lantas tercenung dengan apa yang dilihatnya, sedangkan Dilan tetap mengharapkan sejumlah penekanan rahasia tentang misi dirinya.
"Huuft! Akan kuusahakan," putus senior Afdal menyetujui Dilan.
"Aku ingin kembali ke Jakarta," pamit Dilan.