"Tarik bersama-sama?? Tidak semudah yang kita bayangkan, Jebran!" kelitku memelotot ke arahnya.
"Hei, hari sudah semakin malam, ayo kita kembali! Rasanya sudah semakin dingin," keluh Jebran meringis.
"Hem, main potong saja!" kelitku menggerutu, mulutku mulai mengerucut ketika mendengar keluhannya untuk kembali.
"Kau tidak mau pulang?" tanya Jebran membalikkan badan.
"Hei, pria misterius! Tunggu aku!!" jeritku mengiringi langkah.
Aku pun tiba di balik punggung Jebran dengan sangat dekat. Pria ini datangnya memang sangat misterius lagi dingin. Namun, pada hakikatnya ia termasuk pria yang menyenangkan lagi penuh tanda tanya untuk selalu penasaran memperlajari hidupnya.
Lalu, aku pun menjadi sejuta penasaran tentang kisah kehidupannya. Apalagi baru baru ini aku mengetahui kalau Feno adalah sepupu dekatnya yang terpisah karena insiden yang dapat membahayakan hidup Feno.