Semilir angin melambai di penghujung sore semakin mendekap kulit dan dinding pipiku yang mulus. Dalam langkah yang sedikit berat dari hadapan pasangan serasi, aku tetap Menyusun langkah sedemikian rupa. Aku membalikkan badanku ke arah Daichi dan Yurika yang masih terpelongoh dari kepergianku. Aku melambaikan tangan, mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Ah, aku tidak usah membuat mereka malu di semua orang-orang. Aku pun membalikkan senyuman sembari membawa langkahku menyusuri jalanan di perkotaan.
Langkahku memasuki trotoar yang akan mengarahkanku pada kereta bawah tanah. Dengan kesendirianku, aku bahkan sudah terbiasa untuk melangkah dengan seorang diri. Satu tahun telah aku lalui dengan segala petualangan, perjuangan, menghadapi pandemi yang pernah membekuk semua penduduk untuk tidak keluar dari jalur aman.