Menangis mungkin adalah salah cara terbaik untuk meninggalkan serta melupakan perasaan jenuh, perih dan pilu. Namun, bagi seorang pria menangis adalah pilihan yang tidak terarah. Pikiran dan perasaan seakan berjalan terbalik, sejuta pemikiran ia tumpahkan pada satu harapan yang mengikis dunianya.
Dilan dan Jebran menyusuri halaman yang ada di depan rumah sakit. Kunjungan mereka yang tiba-tiba itu membuat Dilan semakin terpuruk saja. Jika tidak ada Jebran, mungkin ia tak bisa mendapatkan dengan mudah rahasia pernyataan yang sebenarnya.
Meskipun hati baru saja terkikis, tetapi tidak dipungkiri kalau ia benar-benar serius dalam menghadapi langkah selanjutnya.
Jebran menepuk bahu Dilan dengan berkali-kali, mencoba menenangkan seorang sahabat kecil dari kekasih yang jauh di sana.
"Tenangkan dirimu!" sebut Jebran.
"Aku harus menemukan orang brengsek itu," geram Dilan meremas kepalanya dengan kesal.