Di antara tawa dan senyuman kami, kini berujung melihat sisi pedulinya Feno terhadap sang nenek yang sudah menangis tersedu-sedu. Sang nenek mulai mengendurkan emosional secara perlahan sembari menghela napas panjangnya. Namun, tak sedikit pun rasa menyerahnya dari seorang pria Tangguh seperti Feno.
Sebenarnya dia tidak kelihatan Tangguh, tetapi bisa Tangguh dalam menaruh perhatian terhadap sesama. Feno dapat melalui masa sulit di Jepang karena sifatnya yang sangat ramah, baik, lemah lembut sekaligus menyenangkan.
Aku dan Leo merasa sedikit lebih nyaman dari tingkah Feno yang telah membuktikan pada semua orang kalau ia bukan hanya sekadar seorang Reporter, tetapi juga seorang dokter hati untuk sesama manusia.
Semua menjadi lebih tenang, aku menghela napas panjang, "Huuuft … akhirnya sudah lebih tenang!" dengusku.