"Oh!" sergah Dilan ketika melihat sang kakak terus melambai.
Seketika ia terperanjak dari lamunan dua masa lalu dalam sekaligus.
"Kau kenapa?" tanya Mona sembari menyodorkan nasi yang sudah terisi penuh.
"Ah, tidak, aku hanya melamun sedikit," sahut Dilan menggeleng.
Padahal, dalam lamunannya ia sempat melihat sang kakak yang masih berusia remaja itu tumbuh dewasa dengan baik. Namun, pengaruh orang yang kejam telah menjatuhkan hidupnya pada sebuah kesuraman yang mengerikan.
Anehnya, sang kakak akhirnya sembuh dengan perlahannya waktu. Ada beberapa faktor dari penyembuhannya, yakni sebuah kasih sayang. Dirinya sangat dekat dengan sebuah hubungan kekeluargaan yang selama ini meringkus hidupnya menjadi sangat menyedihkan!
Korban asusila yang terjadi sepuluh tahun yang lalu bahkan membuat dirinya menganiaya hidupnya menjadi terkurung dalam perasaan takut. Penculikan terhadap dirinya semakin membuat hati tak begitu baik, bahkan mengubah diri menjadi sangat terpuruk.