Entah kenapa percakapan ini terasa begitu canggung di antara kami berdua? Aku yang tadinya sempat malu-malu untuk memulai balasan pertama. Akhirnya, dengan sungguh-sungguh aku membalasnya dengan melupakan apa yang sedang mengusikku.
Aku menutup percakapan dengan sebuah senyuman jarak jauh.
[Bukankah aku anak buah yang teladan? Baiklah, harus aku akhiri sekarang karena tugas kuliah sangat menumpuk]
Terkirim.
Aku mengirim dan masih duduk menunggu balasan berikut darinya.
Ting!
@Jebran.
[Hemm … okey! Sampai ketemu di waktu yang akan datang, semoga kau sehat selalu, kami di sini selalu merindukanmu]
"Hi hi …" kekehku dalam kesendirianku.
Aku baru sadari bahwa dia tidak akan sendirian. Dia banyak memiliki sahabat yang selalu dekat padanya. Bahkan Dilan pun menjadi sangat akrab kepadanya dan aku pun tidak tahu sampai dimana pertemanan di antara mereka berdua.
