Jebran berteriak dengan suara lantangnya sekaligus pecah di atas loteng tertinggi. Emosional yang beraduk kekesalan begitu melonjak pada napas tersengal-sengalnya. David muncul tiba-tiba dari balik punggungnya dengan raut terikut pilu.
"Jebran, maafkan aku. Aku sempat mencegah itu terjadi, tapi ayahmu datang di waktu yang tidak terduga."
Jebran sontak menoleh mendengar suara David yang menaruh pengertiannya terhadap rahasia yang sudah ia sembunyikan selama ini.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, semua ini pasti ada yang memberitahu ayahku," pikir Jebran.
"Pergilah mencari tahu," usul David.
Jebran mendongakkan dagunya menatap raut wajah David yang memberi usul tersebut. Dari sini, terlihat bahwa bertambahnya sebuah misteri di balik nama sang ayah. Jebran kembali menutup nama di balik rahasianya. Namun, seseorang telah merekam dan mengadu pada ayah tirinya.