"Woooo... tambah volume musiknya dong!!!!" Teriak Reiga dengan suara kerasnya sambil memegang botol minuman keras bersama Hao dan Alex.
"Bang Jay, ayo dong minum bareng kita. Sekali-sekali juga!" Panggil Putra.
"Lo enak kagak punya bayi, gue harus jaga Zayn. Jangan sampe dia ngehirup bau rokok atau minuman keras. Di sini aja deh gue, capek juga," jawab Bang Jay.
"Aku ikut ya, Fey?" Tanya Nathan.
"Jangan Nath, anak Lo ada dua. Freya nanti kasihan," kata Nicholas.
"Gapapa, Nath. Kamu enjoy aja ya. Aku bisa kok jaga anak-anak," kata Freya lembut.
"Serius? Makasih ya Fey," kata Nathan lalu berlari dan menghampiri Reiga, Hao, dan Alex yang ada di dalam kolam renang.
"Nih, Nath." Alex menyerahkan sebotol minuman keras untuk Nathan.
"Lo jangan banyak-banyak minum. Lo sakit," kata Nathan lalu mengambil minuman yang diberi oleh Alex.
"Santai kali, Gue udah sembuh kok tenang aja."
"Ck! Batu banget jadi orang!"
"Bang, Gue balik duluan gapapa kan?" Tanya Jason.
"Mau balik sekarang Lo? Kenapa nggak tunggu sampai partynya selesai aja?"
"Nggak bisa, Bang. Besok Gue harus kuliah soalnya."
"Yaudah, hati-hati ya kalian."
"Duluan ya Bang," kata Jesse. Jason, Putri, Jesse, dan Sandrina pun meninggalkan rumah Nayara.
"Wuhuuuu….. Drop the beat man!!!!" Teriakan Reiga yang sudah setengah mabuk terdengar berisik.
"Anjirlah, suaranya Reiga berisik banget." Omel Mbak Andra.
"Mbak, Kanaya sama Zayn gapapa tuh dibiarin di sini? Mereka kayanya terganggu," kata Freya.
"Gapapa, udah sering juga mereka dengerin sound system tetangga yang lagi hajatan. Santai aja mah mereka," jawab Mbak Andra sambil terkekeh.
"Kita nggak boleh minum nih Bang?" Tanya Christ.
"Boleh, Lo udah legal 'kan? Kalau udah punya KTP Gue nggak akan larang. Kalau yang belum punya jangan berani," jawab Bang Jay.
"Gue belum dapet KTP Bang. Tapi dua bulan lagi Gue legal kok," kata Christ.
"Tetep nggak boleh, jangan ngebantah!" Ucap Bang Jay sambil menyeruput kopinya.
"Christ," panggil Andrew.
"Apa?" Christ menoleh ke arah Andrew yang sedang meminum bir dengan wajah yang seperti berkata, "Lo nggak bisa minum ini 'kan?" ke arah Christ.
"Bang, cuma tinggal dua bulan lagi yaelah. Boleh ya, Bang?" Mohon Christ.
"Mau Gue hajar Lo? Jangan macem-macem!" Perintah Bang Jay.
"Tenang, Christ. Gue juga belum dapet KTP," ucap Egi sambil merangkul Christ.
"Will, Lo nggak minum?" Tanya Nayara.
"Minum, tapi lagi nggak pingin. Lo biasanya juga ikut minum?" Tanya William balik.
"Kenapa nggak pingin?"
"Gue lagi mencoba untuk menjalani hidup sehat. Akhir-akhir ini Gue sering sakit soalnya."
Nayara hanya diam sambil meminum jusnya. William tiba-tiba menarik tangan Nayara dan menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik.
"Nay, move your body," bisik William dengan suara seraknya.
"Dia nggak mabuk, tapi kelakuannya kaya orang mabuk," batin Nayara.
"C'mon Nay, dance with me," bisik William lagi. Nayara pun mengikuti William yang berlompat mengikuti alunan musik.
Yang lain juga ikut bergabung bersama mereka.
"Yoooo!!!!!!!!!"
"Wooooooooo!!!!!!! INDONESIA MERDEKA!!!!!!!!!!"
"Anak-anak, ayo sini. Tante bawa bolu kukus," kata Ibu Hao.
"Tante, taruh di sana aja. Ayo makan dulu Tante," kata Mbak Andra yang langsung mengajak para ibu-ibu ke ruang makan.
"Yang lain ada dimana?" Tanya Ibu Egi.
"Lagi di belakang, Tante. Mereka lagi mabuk," jawab Mbak Andra.
"Kebiasaan banget mereka tuh. Gimana ya caranya bikin Reiga berhenti mabuk?"
"Biarin aja lah, Bu namanya juga anak muda. Masak mau terus-terusan jadi anak mami?" Kata Ayah Hao.
"Tapi kita sebagai orang tua juga pasti tetep khawatir."
"Woooo!!!!"
Alex berteriak keras saat tubuhnya dilempar tangkapkan oleh teman-temannya di atas kolam renang.
"Seneng nggak Lo Alex?" Tanya Putra.
"Iya! Gue seneng banget! Ini akan jadi hari yang paling baik dalam hidup Gue!" Teriak Alex.
"Gue juga! Jangan sakit lagi ya, Lex. Kasihan kita semua galauin Lo," kata Nathan.
"Tenang, Gue udah sembuh kok. Lo semua juga jangan lupa hidup sehat dan bahagia." Alex langsung memeluk teman-temannya dan tersenyum haru.
"Guys, lihat sini dong!" Pekik Karin lalu mengangkat kameranya dan mengambil foto bersama.
"Say cheese!!!!"
Byur!
Bang Jay melompat ke kolam renang, sehingga di foto itu tidak ada yang tersenyum kecuali William dan Nayara.
"Ihh Bang Jay! Jelek kan hasil fotonya!" Protes Karin yang malah mengundang gelak tawa dari semuanya.
Setelah pesta di kolam renang, mereka semua memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Kecuali anak yang memang sudah tinggal di kompleks itu, menuju rumah Hao.
"Hiii dingin bat," kata Reiga lalu berlari ke samping ibunya meminta pelukan hangat. Seluruh keluarga berkumpul di ruang tamu rumah Hao yang kebetulan merupakan ruang tamu paling besar di kompleks itu.
"Sini, Mama urut pake minyak kayu putih," kata Ibu Reiga.
"Main catur?" Ajak Ayah Hao kepada semua Ayah yang hadir.
"Boleh, ayo."
"Bunda, Bunda. Ada yang mau nyoba keripik kentang yang saya bikin nggak?" Tanya Ibu Putra.
"Taruh aja, Bun. Pasti habis itu nanti. Anak-anak sama yang bapak-bapak suka nyemil," kata Ibu Hao.
"Saya minjem tempat ya, Bun."
"Iya silahkan."
"Udah lama ya Ma, nggak ngumpul di sini kaya gini. Terakhir waktu dua tahun yang lalu, sebelum Mama sama Papa keluar negeri," kata Hao.
"Iya, kita semua lagi sibuk soalnya. Harusnya kalian yang masih muda-muda ini yang kumpul di sini biar rumahnya nggak horror," kata Ibu Christ.
"Ayo makan malam dulu kita semua. Makanannya udah jadi," ucap Sherina dari dapur.
"Masak apa Tante?" Tanya Saka.
"Masak nasi kuning, ayo makan dulu. Udang yang udah dikupas juga udah ada ya," kata Sherina.
"Bapak-bapak nggak mau makan dulu?" Tanya Ibu Putra.
"Nggak, nanti aja," jawab Rivano dengan enteng.
"Yaudah, kalau habis nanti Papa jangan misuh-misuh, ya?" Kata Nicholas.
"Apa sih kamu tuh? Nanti Papa gantung loh!" Kata Rivano namun tetap berkonsentrasi pada caturnya.
"Ayo makan, Alex juga ya nak."
"Alex, orang tua kamu ada rencana jenguk kamu nggak?" Tanya Ibu Putra.
"Nggak tahu Tante. Belum sempet ngabarin," jawab Alex.
"Kamu nggak sendiri ya, sayang. Ada kita semua di sini yang sayang sama kamu. Kamu jangan pernah ngerasa sendiri, oke?" Kata Ibu Reiga.
"Iya, makasih ya Tante. Makasih juga karena udah mau ngurus aku."
"Kita keluarga, Alex. Kewajiban ngurus kamu itu wajib di sini. Jangan ngerasa berhutang budi ya, kamu." Ucap Ayah Reiga.
"Iya om!"
"Ayo buruan makan, nanti dingin ini. Susah banget disuruh makan!" Pekik Ibu Hao.
"Shhh…" Rintih Alex saat akan berjalan menuju meja makan.
"Alex, Lo kenapa?" Tanya Nicholas yang langsung membantu Alex berdiri tegap.
"Iya, gapapa. Perut Gue nyeri sedikit tadi," ucap Alex.
"Ayo kita ambil foto bersama," kata Ayah Reiga.
"Say Niko!!!" Pekik Rivano.
"Niko!!!!!" Teriak semuanya.
"Kok Niko?" Tanya Nicholas.
"Ya Lo yang paling tua," jawab Bang Jay.
"Terus Lo? Sesepuh?" Nicholas yang kesal akhirnya memakan makannya dengan kesal.
"Jay, kita semua sepakat untuk menjadikan kamu sebagai kepala di kompleks kita," ucap Ayah Reiga.
"Ha?"
"Kamu bisa jadi ketua disini, bimbing adik-adik kamu yang super duper nggak ada akhlak ini. Kamu bisa selamanya buka kafe," lanjut Ayah Putra.
"Beneran Om? Makasih banyak Om! Saya nggak akan ngecewain Om sama Tante. Sekali lagi terima kasih banyak," kata Bang Jay.
"Andra juga ya, bantu jagain muda-mudi ini selama kita nggak ada di Indonesia. Cuma kalian berdua harapan terakhir kita," kata Ibu Reiga.
"Iya, Tante. Andra pasti jagain mereke," jawab Mbak Andra.
"Mau lihat bintang nggak?" Tanya Egi yang sudah membawa teleskop kesayangannya.
"Gue mau Egi!!!" Teriak Karin yang langsung berlari ke arah Egi.
"Ayo semua ikut Gue!" Perintah Egi.
"Bintang Aries," gumam Nayara.
"Itu zodiak Lo 'kan Nay?" Tanya Andrew.
"Iya," jawab Nayara sambil tersenyum.
Bang Jay datang membawa banyak minuman keras bersama Nathan.
"Minum lagi Lo Bang?" Tanya Christ.
"Iya, ayo yang udah punya KTP dan yang mau minum ambil sini minumannya," ucap Bang Jay.
"Gue boleh ya Bang?" Mohon Christ.
"Nggak! Lo nggak denger tadi bapaknya Reiga bilang apa? Gue dipercaya buat jagain Lo semua yang akhlak less ini! Gue nggak mau ngerusak kepercayaan yang udah mereka kasih." Bang Jay lalu menegak minumannya.
"Ish!"
"Christ," panggil Saka.
"Apa?" Christ menoleh dan sekali lagi mendapati Saka yang seakan menggodanya.
"Anjir lah kalian semua!"
Christ lalu menghampiri Egi, Nayara, dan Karin.
"Kalian nggak minum?" Tanya Christ.
"Nggak, Gue udah tadi minum. Lagi nggak pingin mabuk," jawab Egi.
"Bintangnya indah banget, sayang! Coba deh kamu lihat," teriak Karin.
"Mana? Coba sini aku lihat." Christ berjalan pelan menuju Karin yang sedang memerhatikan bintang di teleskop milik Egi.
"Lo harus jadian sama William, Nay," ucap Egi tiba-tiba.
"Kenapa gitu?" Tanya Nayara.
"Feeling Gue kalau kalian pasti bakalan jodoh. Percaya deh sama Gue," ucap Egi.
"Nggak tahu deh, lihat nanti."
"Anak-anak, ayo kita foto sekali lagi," panggil Sherina. Semuanya pun berlarian dan masuk ke dalam rumah.
"Say One!!!!!!!!"
Foto keluarga besar kompleks itu pun sudah jadi. Malam itu, mereka bersama bermain dan bercengkrama ria setelah sekian lama tidak melakukan itu.