Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ABOUT LAST NIGHT

🇮🇩Emma_Ree
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.9k
Views
Synopsis
Roseline yang begitu mendambakan cinta dari suaminya pada akhirnya malah terlibat sebuah hubungan terlarang dengan kakak iparnya sendiri, Mark Brown. Terikat dengan sebuah perjanjian yang di namakan ‘Sebatas Teman Ranjang’. Sebuah perjanjian di mana keduanya saling membutuhkan dan saling menghangatkan di atas ranjang, tetapi tidak untuk cinta. Karena pada dasarnya Cinta adalah kata terlarang yang tak boleh ada di antara mereka. Meskipun terus mendapatkan perlakuan kasar dari sang suami, Rose tak bisa memungkiri perasaan cintanya yang tulus kepada suaminya. Rose terus menjaga cintanya hanya untuk suaminya. Sampai pada akhirnya Mark Brown datang menawarkan sebuah kehangatan yang begitu ia rindukan selama ini. Sebuah kehangatan yang tak bisa Roseline tolak. Sebuah hubungan yang rumit dengan sebuah perjanjian gila yang pada akhirnya membuat Rose terus terbelenggu dengan sebuah ikatan yang tak jelas tersebut. “Kamu boleh memiliki tubuhku, Mark. Namun, tidak untuk cintaku. Tak boleh ada cinta sedikit pun dalam hubungan kita ini. Saat kata cinta itu ada, berarti hubungan ini pun juga harus berakhir.”
VIEW MORE

Chapter 1 - BAB 1

***

Hari ini merupakan hari yang sungguh membahagiakan bagi Roseline, seorang gadis kecil berusia 10 tahun. Di mana saat ini tepat ia menginjak usia 10 tahun. Untuk mengenang hari spesial dalam hidupnya ini ia bersama dengan kedua orang tuanya berencana untuk melakukan sebuah perjalanan untuk menghabiskan waktu bersama.

Roseline sungguh sangat bahagia ketika orang tuanya bisa menyempatkan waktu mereka hanya untuk sekedar membuat Roseline bahagia yakni jalan-jalan berlibur bertiga.

Perjalanan pun mulai di tempuh. Roseline tampak begitu bahagia duduk di kursi belakang sambil membawa boneka teddy bear kesayangannya.

"Papa, apakah kita akan menuju ke pantai saat ini?"

"Ya, sayang. Tentu saja kita akan ke pantai. Kita akan merayakan ulang tahun putri papa yang ke 10 di pantai. Kita akan menikmati keindahan pantai bersama," seru Jhon, papa Roseline.

"Aku sungguh tak sabar untuk bisa segera sampai ke pantai, Pa," ucap Roseline dengan sebuah senyum mengembang di bibir gadis kecil itu.

Alexa, ibu Roseline hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar di raut wajah putrinya yang cantik.

"Tidurlah sayang. Perjalanan ini masih akan memakan waktu yang sedikit panjang. Dan nanti kami akan membangunkan kamu kalau kita telah sampai di pantai," seru Alexa.

"Baiklah, Ma. Aku akan tidur dan bermimpi indah untuk liburan kita ini. Aku sungguh sangat bahagia"

Roseline tampak memejamkan matanya dan mulai terlelap dalam tidur indahnya. Alexa dan Jhon tampak saling menatap dan tersenyum bersama. Keduanya ikut bahagia melihat sang buah hati senang dengan liburan dadakan yang tanpa perencanaan itu. Untuk membuat kejutan pada sang buah hati, mereka memang sengaja meluangkan waktu untuk hari ini. Jhon langsung meminta cuti hanya untuk sekedar bisa bersama keluarga tercintanya itu.

Keluarga mereka bukanlah dari keluarga yang kaya. Namun, hanya sebuah keluarga sederhana yang melimpah dengan penuh kasih sayang dan kebahagiaan di dalamnya. Terlebih untuk putri semata wayang mereka itu segala kasih sayang akan terus mereka curahkan.

Akan tetapi, seolah kebahagiaan mereka cukup sampai di situ. Karena tiba-tiba saja sebuah peristiwa besar terjadi dalam hidup mereka. Sebuah truk besar dari arah berlawanan seolah tampak oleng dan bergerak menuju ke jalur mereka.

"Sayang, AWAS!" Alexa mulai berteriak kencang kepada Jhon di mana ia melihat ada sebuah truk besar yang melaju tak karuan dan tiba-tiba mengarah ke mobil mereka.

Untuk menghindari terjadinya sebuah tabrakan dengan truk tersebut John pun langsung membanting arah setirnya ke samping. Namun, sayangnya mobil yang di kemudikan oleh Jhon tepat mengenai pohon besar di tepi jalan. Mobil bagian depan langsung ringsek tak beraturan. Darah pun mulai berceceran kemana-mana. Serpihan kaca tampak menyembur di sekeliling mobil.

Roseline yang tertidur pun benar-benar merasakan tertidur dan sampai tak tahu menahu dengan peristiwa apa yang sedang ia dan keluarganya alami saat ini.

Tak berselang lama kemudian mobil ambulance datang dan membawa ketiganya menuju ke rumah sakit. Ketiganya masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Kondiri Alexa dan John benar-benar kritis. Hingga keduanya pun pada akhirnya harus menghembuskan nafas terakhir mereka tepat di perjalanan menuju ke rumah sakit. Sedangkan Roseline, gadis kecil yang tak tahu apa-apa perihal peristiwa itu tampak selamat dan hanya mengalami pingsan saja karena adanya sebuah benturan kecil yang tepat mengenai kepalanya.

Beberapa jam kemudian.

Roseline mulai membuka matanya perlahan. Di lihatnya sebuah tempat yang tampak asing bagi dirinya. Dan di lihatnya ada sesosok laki-laki yang seusia ayahnya yang sama sekali tak ia kenal.

"Aku di mana?"

"Syukurlah kalau akhirnya kamu sadar Nak. Saat ini kamu sedang berada di dalam rumah sakit, Sayang. Tubuh kamu sedang sakit saat ini," ucap laki-laki itu lembut.

"Lalu, siapakah Anda? Di mana Mama dan Papa saat ini?" tanya Roseline kembali.

"Hmm ... Mama dan Papamu sedang beristirahat Sayang. Dan aku adalah teman baik Papamu. Kedua orang tuamu telah meminta tolong untuk aku bisa menjagamu sementara waktu ketika mereka beristirahat. Kamu bisa memanggilku dengan sebutan Om James," ujar laki-laki bernama James tersebut pada Roseline.

"Ya, baiklah. Lalu apakah aku bisa menemui Mama dan Papa sekarang, Om James?"

James pun menggeleng pelan. "Tidak, Sayang. Tidak untuk saat ini. Kamu masih belum bisa melakukan hal itu. Kamu harus pulih dulu sehingga kamu bisa melihat mereka nantinya. Dan saat ini biarkan Mama dan Papamu beristirahat dengan tenang sayang," ucap James lembut sembari mengelus rambut Roseline.

"Hmm ... baiklah Om James," ucap Rose yang tampak pasrah mendengar ucapan James tersebut.

"Lalu, siapa nama kamu, Sayang?"

"Namaku Roseline Om. Tapi Mama dan Papa biasa memanggilku dengan panggilan Rose."

"Baiklah Rose. Sekarang Rose harus beristirahat dulu ya supaya lekas sembuh dan segera bisa menemui Mama dan Papa nantinya," ucap James kembali.

"Iya, Om."

Rose pun dengan patuh mengikuti setiap ucapan James. Karena Rose sungguh sangat ingin segera bisa bertemu dengan kedua orang tuanya tersebut.

Selang beberapa hari pun berlalu. Rose kini benar-benar kondisinya telah pulih kembali. James datang dan mengajak Rose untuk pulang bersama dengannya, meninggalkan rumah sakit tersebut.

"Apakah sekarang Rose sudah bisa bertemu dengan Mama dan Papa, Om James?"

"Iya, Sayang. Om akan mengajakmu untuk bertemu dengan Mama dan Papamu sayang. Mereka berdua juga pasti amat sangat merindukanmu, Rose."

Selama di rumah sakit hanya James yang selalu datang dan menjenguk Rose. Sehingga tanpa di sadari Rose tampak mulai begitu dekat dengan James. Meskipun Rose baru kenal beberapa hari saja dengan James, akan tetapi seakan ada rasa percaya yang begitu kuat tengah Rose rasakan akan kehadiran sosok James yang terlihat lembut tersebut.

Rose pun mulai menaiki mobil bersama dengan James. Rose tampak begitu percaya dengan laki-laki asing yang menyebut dirinya sebagai sahabat dari orang tuanya. Rose sungguh sangat yakin bahwa James adalah orang yang baik dan tak akan menyakitinya. Hingga akhirnya mobil yang di kendarai James pun tiba di sebuah tempat pemakaman.

"Kenapa kita ke sini, Om?" tanya Rose ragu saat ia melihat jejeran batu nisan yang terbentang di kawasan pemakaman tersebut.

"Ikutlah sayang dan kamu akan mengetahuinya nanti."

Dan kembali dengan patuh Rose pun mengikuti gerak langkah kaki James tanpa bertanya apapun lagi. Hingga akhirnya James dan Rose pun tepat terhenti di depan dua makam yang terlihat masih baru itu.

"Makam siapa ini, Om James?" tanya Rose sambil berdiri di balik tubuh James karena sedikit rasa takut sedang menyelimuti dirinya. Karena biar bagaimana pun juga Rose masihlah sosok gadis kecil yang masih berusia 10 tahun.

"Rose, sapalah Mama dan Papamu. Kini Mama dan Papamu telah tiada dan mereka telah beristirahat dengan tenang di sana," ucap James pelan sambil memperlihatkan kedua batu nisan tersebut kepada Rose.

"Apa maksudnya ini, Om James?" tanya Rose yang masih tampak polos tanpa tahu apapun juga.

James pun mulai menunduk dan memeluk tubuh kecil Rose.

"Maafkan om, Rose, kali ini om harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Mama dan Papa Rose sudah meninggal dunia dan mereka berdua tak akan bisa lagi menjaga Rose," lirih James sedih.

"Tidak! Om James bohong! Aku tak percaya itu. Om bohong! Mama dan Papa masih hidup. Mama dan Papa tak akan pernah meninggalkan Rose sendiri! Om bohong!" tangis Rose pun langsung pecah seketika.

Hati Rose kecil begitu hancur ketika ia mengetahui tentang fakta sebenarnya bahwa kedua orang tuanya telah pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya. Kebersamaannya bersama dengan orang tuanya beberapa hari yang lalu merupakan kebersamaan terakhir bagi dirinya. Karena sekarang Rose tak akan pernah lagi kembali bisa bertemu dengan kedua orang tuanya tersebut.

Rose begitu terisak di dalam pelukan James. Rasa kesedihan yang teramat dalam tengah Rose alami saat ini. James hanya bisa terdiam dan melihat Rose meluapkan rasa sedih dalam hatinya.

Setelah kondisi Rose yang sedikit tenang James pun mulai membawa Rose ke kediaman Brown. James sengaja membawa anak yang sebatang kara itu untuk tinggal bersama dengan dirinya dan keluarganya.