"Aku tak perduli, untuk apa aku perduli? Toh jawabannya masih sama. Bukankah di matamu dan juga di dalam pikiranmu yang kau Yakini adalah seorang Bintang yang masih belum bisa move on dari mantan kekasihnya."
"Tapi kalau kamu kehujanan kayak gini kamu bisa sakit."
"Sakit? Kau pikir yang didalam sini tidak sakit? Kalau aku kehujanan palingan juga demam, tapi kalau hatiku yang sakit, bisakah kau mengobatinya?"
Bram menggelengkan kepalanya, ia tak tau mengapa istrinya begitu keras kepala dan sulit untuk dirayu. Ia sendiri juga tak mengerti istrinya akan marah lagi, padahal mereka baru saja berbaikan. Bram masih berusaha membujuk Bintang, keduanya terpaksa harus hujan-hujanan malam-malam begini karena kesalah pahaman yang kembali terjadi.
"Oke, maafkan aku! Tapi sekarang kau masuk..!"
"Minta maaf kok pake ngancem, itu artinya kamu gak tulus mas. Kamu gak sungguh-sungguh untuk meminta maaf."