"Mas Dirga, semua orang mencarimu, semua orang ingin menemuimu. Keluarlah dan setidaknya sapa mereka. Lagi pula kak Marsha juga sudah hampir siap, kita sebentar lagi harus mengantarnya kepemakaman." Ucap Dinar dengan hati-hati.
Sebenarnya Dinar tak ingin kakaknya salah paham ataupun terluka dengan ucapannya, tapi mau bagaimana lagi, ia memang harus tetap melakukan ini karena kakaknya adalah kepala keluarga di rumah ini. Dan tak mungkin juga dia harus mengurung dirinya seperti ini terus menerus.
"Kenapa semua orang ingin menemuiku? Apakah mereka memang ingin melihat wajah sedihku? Atau hanya ingin sekedar memastikan apakah aku tampak menangis atau tidak?"
"Mas Dirga, semua orang datang untuk melayat, mereka datang untuk berduka cita dan memberikan penghormatan terakhir untuk Kak Marsha. Dan ketahuilah, tak ada orang yang ingin melihat wajah sedihmu, karena kami semua juga sebenarnya sama sedihnya denganmu."
