"Jadi sebenarnya aku datang kemari adalah untuk membawamu dan anak kamu kembali ke kediaman kami, kau dan anak kamu itu harus ikut denganku untuk pulang," tukas Ani yang membuat Dinar dan semuanya terbelalak tak percaya dengan apa yang baru saja wanita itu sampaikan. Seulas senyum kini mulai mengembang di bibir Dinar, bahkan matanya kini juga tampak berbinar.
"Tapi kamu jangan senang dulu.."
Mendadak senyum yang baru saja terbentuk itu terpaksa harus terhenti seketika. Mata Dinar memandang dalam ke arah Ani dan menunggu kaliamat selanjutnya yang masih tertahan. Sebuah kata tapi yang terasa menggantung dan membuat firasat Dinar menjadi tak baik.
"Kamu jangan senang dulu. Aku memintamu untuk kembali ke rumahku adalah bukan bermaksud untuk menerimamu kembali sebagai menantuku. Tapi, aku membawamu kembali hanya agar Aditya bersedia untuk pulang. Dan dia hanya ingin pulang asal kau dan putrimu juga bisa pulang."
