Dinar mulai menatap kertas kosong yang ada di hadapannya, serta menyentuh pensil yang kini mulai ia genggam. Ia bingung mau melakukan apa. Namun perlahan tangannya bergerak di atas kertas kosong itu. Pensil yang di pegang Dinar kini mulai menari di atas kertas tangannya bergerak-gerak dengan lincah. Pandangannya hanya fokus ke depan dimana kini sesuatu sudah terlihat dan mengisi kertas kosong tersebut.
Stella melihatnya dari kejauhan. Ia tak mengatakan apapun karena tak ingin mengganggu apa yang kini sedang Dinar ekspresikan. Stella justru mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum, kini ia tau jika Dinar memiliki bakat terhadap sesuatu. Sesuatu yang sebenarnya Dinar sendiri tak menyadari jika ia memiliki bakat tersebut.
***
Bram yang baru saja selesai melakukan operasi tampak sedang murung di dalam toilet. Ia memandangi cermin sambil mencuci tangannya. Pria berkacamata itu membiarkan air mengalir sampai membuat tangannya terlihat pucat karena air.