"Ssstt.. cukup. Jangan bicara seperti itu! Aku tak suka mendengar hal semacam ini." Bram membungkam mulut Bintang dengan telapak tangannya, sama sekali tak memberikan kesempatan bagi perempuan itu untuk melanjutkan perkataannya lagi.
Bintang kini hanya bisa terdiam, ia memandang ke arah suaminya. Di dalam manik mata di balik lensa kacamata suaminya itu Bintang bisa melihat jika suaminya menyimpan dan merasakan kesedihan yang sama seperti dirinya. Hanya saja pria itu pandai menyembunyikan hal ini dan tak menunjukkannya secara terang-terangan pada istrinya.
"Cukup ya sedihnya..! sedih boleh tapi jangan berlebihan. Kamu yakin mau bicara sama mama?" Bintang menganggukkan kepalanya dua kali pertanda jika ia memang membenarkan pertanyaan suaminya.
"Oke, baiklah. Aku akan menghubungi mama. Tapi aku tak ingin kau menangis lagi."
"Aku hanya takut mama marah." Jawab Bintang dengan lirih.