"sebenarnya aku tak terlalu memikirkan hal ini sih, jika kau jadi istriku nanti aku akan bisa memakan masakanmu setiap hari kan? Jadi tak perlu di ambil pusing dan tak perlu di lebih-lebihkan lagi." Tukas pria itu sambil menggenggam tangan kiri Bintang mencoba membuat perempuan itu lebih tenang dan tak terlalu memikirkan dan mempermasalahkan hal ini lagi.
"mas, Bram terimakasih." Ucap Bintang sambil tersenyum ke arah pria itu.
Merekapun kini sampai di rumah Bintang, "maaf tante, saya terlambat mengantarkan Bintang pulang. Dia tadi sempat demam dan sakit kepala, karena itu aku meminta dia untuk istirahat dulu di tempatku." Wanita itu langsung memandang bintang, tentu saja ia merasa cemas. "Tapi tanta tenang saja, aku sudah memeriksa Bintang dan sudah memberikannya obat, sekarang ia sudah lebih baik."
"terimakasih nak Bram, untung kau adalah seorang dokter."