Chereads / Bertaut Janji / Chapter 24 - Perasaan sakit di relung hati

Chapter 24 - Perasaan sakit di relung hati

"Mari kita turun!" ajak Bram yang tampak bersemangat karena akhir nya kini ia punya gandengan yang bisa ia ajak di pesta pernikahan.

Bintang gugup dan agak ragu untuk turun dari mobil, namu ia masih tetap harus memenuhi tanggung jawab nya untuk datang ke pesta itu bersama dengan pak Bram.

Bram yang telah turun duluan membantu membukakan pintu untuk Bintang. Ia juga membantu Bintang untuk turun dari dalam mobil dengan mengulurkan tangannya. Gadis itu meraih tangan dokter muda itu dan kemudian turun dari mobil. Keduanya berjalan bergandengan menuju kedalam pintu masuk gedung tersebut.

Begitu mereka masuk suasana terasa sangat hangat dan indah. Musik mengalun dengan merdu kini terdengar. Ornamen-ornamen serta bunga-bunga yang indah juga menyambut mereka. Tamu yang berdatangan juga sudah banyak. Ada beberapa orang yang Bintang kenal karena sebagian merupakan kolega bisnis dari Arya. Ia mencoba untuk tersenyum tiap kali melihat orang yang ia kenal. Walau ia sadari senyumannya pasti terkesan di paksakan karena ia merasa begitu tegang.

"Bram? Oh wow.. ini kejutan. Kau datang dengan kekasihmu?" suara seorang wanita mengejutkan Bram dari belakang. Ternyata wanita itu adalah Ayu, Ibu dari Arya yang tak lain merupakan bu dhe nya.

"Oh budhe.." Bram yang menoleh mendapati wanita yang masih terlihat sangat cantik meski usianya tak lagi muda. Bram bersalaman dengan kakak dari ibunya tersebut.

"Jadi ini pacar kamu ya? Cantik banget.." ucap Ayu yang memandang ke arah Bintang, Bintang sendiri hanya tersenyum dan juga turut menyalami Ayu. "Kok kayaknya budhe kayak pernah lihat ya. Tapi dimana?"

"Maaf tante, saya ini sekretarisnya pak Arya." ucap Bintang mempertegas siapa dirinya.

"Oh.. Pantas Saja aku seperti pernah melihatmu. hanya saja aku lupa karena memang tak pernah ke kantornya Arya."

"Iya tante."

"Gak nyangka ya ternyata pilihanmu oke juga. Kalian terlihat serasi lo." Bintang dan Bram seketika langsung saling melirik dana saling memandang setelah mendapatkan pujian seperti itu.

"Hehehe. Makasih budhe. Kalau begitu kita masuk dulu ya."

"Oke.. Nikmati saja pestanya!"

"Baik tante." Bintang menunduk sopan sebelum keduanya meninggalkan wanita anggun itu.

Kini dari kejauhan Bintang sudah bisa melihat Aditya dan istri yang baru saja ia nikahi tengah berdiri di atas panggung pelaminan dan sedang menyalami para tamu undangan. Jujur saja ada perasaan sakit di dalam relung hatinya.

"Bintang kau mau aku ambilkan makanan atau minuman?"

"Tak perlu pak Bram. Biar aku ambil sendiri saja." Bintang menolak halus tawaran Bram. Bagaimana mungkin di saat seperti ini ia bisa menikmati makanan atau minuman. Mekipun sudah jelas jika menu yang ada di acara tersebut adalah menu andalan yang terbaik.

"Tapi paling tidak kau harus makan sesuatu. Setelah itu baru kita menyalami mempelai pengantinnya." kini mau tak mau Bintang harus smenurut apa yang di katakan okeh Bram karena pria itu menariknya menuju ke stand makanan dimana berbagai menu makanan tersaji di depannya.

Bintang yang sama sekali tak nafsu makan hanya mengambil sepotong cake dan juga seporsi buah yang sudah di potong kecil-kecil. Walau ia tak ingin makan tapi ia tetap harus menghormati Bram. Ia tak ingin pria itu merasa curiga dengan sikapnya yang aneh.

"Bintang apakah ini kau?" seseorang menegur Bintang dengan sapaan hangat namun dengan nada tak percaya.

Bintang yang mendengar suara yang baginya tak asing langsung menoleh dan membalikkan tubuhnya. Kini ia mendapati sosok perempuan cantik yang berdiri di depannya.

"Oh Bu Amanda?" ucap Bintang sedikit kaget akan bertemu Amanda, mantan bosnya sekaligus kakak dari Aditya disini, di area stand makanan.

"Kamu kelihatan cantik sekali hari ini. Hmm tunggu, apakah kau kemari bersama dengan.." Amanda belum selesai melanjutkan kalimatnya namunnmatanya seolah mencari seseorang. Tentu saja perempuan cantik itu mencari sosok orang yang datang bersama dengan Bintang.

"Hai Amanda.. kau disini? Lalu dimana Arya?" seseorang kini menghampiri kedua perempuan itu dengan kedua tangan membawa piring makanan. "Bintang, makanlah dulu..!" ucap Bram sambil memberikan salah satu piring makanan kepada Bintang. Bintang lalu mengambilnya dengan kikuk karena sebenarnya ia tak mau makan namun sudah terlanjur di bawakan oleh Bram, terlebih kini diantara mereka ada Amanda yang semakin membuat suasana semakin canggung.

"Oh wow.. Ini kejutan sekali. Aku sudah menduga ini sebelumnya karena sebelumnya Arya pernah cerita kepadaku jika kalian sedang dekat. Tapi aku tak menyangka kalah ternyata hubungan di antara kalian sedekat ini..!" goda Amanda kepada Bram dan juga Bintang. Dan seketika Bintang langsung merona malu dan jadi salah tingkah. Sebenarnya bukan karena kedekatannya dengan Bram tapi ia merasa malu karena sebenarnya mereka hanya sedang berpura-pura saja.

"Hehehe.." Bram tam mampu berkata-kata ia hanya nyengir sambil tersenyum. Sebenarnya ia bingung harus menjawab apa karena merasa jika Bintang pasti merasa tidak nyaman.

"Kalian have fun dulu ya. Nikmati acaranya dan juga jangan lupa makan yang banyak sampai kenyang! aku masih ada urusan disana sebentar."

"Tentu." jawab Bram. Kini Bintang dan Bram bisa menarik napas lega karena ternyata Amanda Tak tanya tentang banyak hal.

Amanda berjalan meninggalkan Bintang dan juga Bram. Sebenarnya ia masih ingin tanya banyak hal kepada pasangan baru itu. Namun karena ia masih harus mengurus persiapan yang lainnya ia pun terpaksa harus pergi. Walau sebenarnya ia tentu saja juga ingin minta maaf sekali lagi kepada Bintang karena ia yakin jika pasti sulit bagi Bintang untuk hadir di acara ini.

Kini Bintang dan Bram menepi di sudut lain mereka mencari tempat untuk duduk dan menikmati makanan mereka. Hidangan yang sangat mewah yang sepertinya merupakan menu terbaik di hotel tersebut.

Bram menikmati makanannya sementara Bintang masih saja terdiam ia seolah sedang melamunkan sesuatu. "Apa kau tidak apa-apa?" tanya bram yang kini mulai khawatir.

"Ya. Tentu saja." Seketika Bintang merubah ekspresi di wajahnya, ia tak ingin membuat Bram kecewa karena dirinya yang terus menerus murung.

Bram menyadari ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Bintang namun ia tak mau mengulik hal itu terlalu dalam karena dilihat dari ekspresi wajahnya saja Bintang memang sepertinya sedang ada masalah.

"Baiklah. Habiskan duku makananmu setelah itu kita salaman sama kedua mempelai pengantin, baru setelah itu kita pulang."

"Baiklah." jawab singkat Bintang. Walau dalam hatinya semakin bergemuruh pasalnya waktu dimana ia akan bertemu dengan Adit telah begitu dekat.

.

.

Disisi lain sang mempelai pengantin pria yang merupakan Aditya sudah merasa bosan berdiri di pelaminan dan menyalami orang-orang sedari tadi. Kakinya bahkan sudah mulai pegal karena terus menerus berdiri. Lagi pula kebanyakan yang hadir bukanlah dari kalangan teman-teman yang di kenal nya. Sebagian besar tamu yang datang justru merupakan kolega bisnis dari ayahnya dan juga kolega bisnis dari Amanda dan juga Arya.

Bersambung..!