"Sayang. Tolong.. tolong jangan kau kerjai aku seperti ini. Leluconmu ini sangat tidak lucu. Dan apa yang kau katakan tadi? Kau ingin aku menjaga putri kita sendirian? Gak, aku gak mau.. aku gak bisa, kita harus menjaganya bersama." Dirga mengucapkan hal itu sambil menggoyang-goyangkan tangan Marsha yang lemas. Namun sayang, perempuan itu masih tetap tak beraksi.
"Maaf pak Dirga, istri anda sudah tidak ada."
"Gak, gak mungkin. Ini semua gak mungkin. Aku gak percaya, ini semua hanya prank." DIrga masih belum mampu menerima kenyataan. "Sayang.. ayolah bangun..! ayolah.. demi anak kita.. demi Cinta.!" Dirga berusaha meraih tangan Marsha kembali, namun tangan itu lagi-lagi terjatuh lagi.
Seketika Dirga diam, ia menatap Marsha yang matanya masih terbuka. Perlahan ia mendekatkan diri sambil masih menggendong anaknya. Ia berbisik di telinga perempuan tak bernywa itu.