"Gimana? Enak, nggak?"
Fayez mengangguk pelan tanpa mengangkat wajahnya.
"Kamu tau, nggak? Tadi aku yang ngemas ini sendiri, lho"
Lelaki itu terdiam dan mengangkat wajahnya. "Ngemas? Maksudnya masukin roitnya ke dalam wadah?"
Ainina mengangguk cepat sebari tersenyum. "Hebat kan aku?"
Fayez hanya tersenyum segan dan kembali melanjutkan sarapannya. Di saat itu juga Galang dan teman-teman Fayez yang lain datang bersamaan.
"Good morning, Fayez dan Ainina!" teriak Agus yang membuat Ainina menaikan sebelah alisnya.
"Lo kenapa? Kayaknya lagi bahagia banget, sampe sudi nyapa gue" ucap Ainina dengan nada angkuh.
"Ye ... Lo kenapa, sih? Sensi amat. Emangnya gak boleh, kalau gue nyapa pagi-pagi?"
"Boleh, sih. Tapi gue ngerasa aneh aja. Gak biasanya lo kayak gini"
"Terserah lo. Yang penting gue udah berniat baik sama lo!"
"Hai, Galang!"
Mereka semua menoleh ke arah pintu. Di mana Siska dan Dania tengah berdiri di depan pintu kelas mereka.