Fayez merangkul kedua bahu Dania posesif. Tidak peduli dengan banyak pasang mata yang tengah memperhatikan bahkan mencibir mereka.
Fayez sudah merasa gagal. Dia gagal menjaga Dania dari orang-orang jahat seperti Alula. Gadis kecil itu ternyata memiliki bisa yang lebih menyakitkan daripada ular.
"Yez, aku bisa jalan sendiri. Nggak enak diliatin orang," ucap Dania, sembari berusaha melepas kedua tangan Fayez.
"Jangan pikirin orang lain, Dan. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa lagi."
Dania mengulum senyum. Dia tidak marah atau malu. Hanya saja dia merasa tersanjung dengan perlakuan Fayez yang selalu nampak manis.
"Kamu nggak malu?"
"Gak. Kenapa harus malu? Kamu itu pacar aku, bukan aib yang harus aku tutup atau sembunyikan."
Mereka berbelok masuk ke kelas. Dengan rombongan teman-temannya yang lain. Fayez mendudukkan Dania di kursinya.