"Nay!"
Ainina membalikkan tubuh, tatkala mendengar seseorang memanggil namanya.
"Dania? Lo kenapa lari-lari?"
Dania mengacungkan tangan kanan untuk mengatur napasnya yang tersendat-sendat.
"Duduk dulu deh. Lo kenapa lari-lari, sih?" Ainina menuntun tangan Dania dan membawanya duduk di pinggir koridor.
"Ada yang mau gue tanyain sama lo," ucap Dania, setelah napasnya kembali normal.
"Tanya apa? Keliatannya serius banget."
"Lo berantem sama Samudera?"
Ainina menatap Dania penuh selidik. "Lo tahu dari mana?"
"Semalem Agus telepon Fayez. Katanya Samudera mabuk di klub."
"Apa? Samudera mabuk?" tanya Ainina dengan tatapan tidak percaya.
"Iya. Dan kayaknya dia mabuk berat deh. Soalnya sampe dibawa pulang ke apartemen Fayez."
Ainina terdiam untuk beberapa saat. Apa semua ini karenanya? Apa Samudera minum sebanyak itu karena sakit hati?
"Nay, kalian ada masalah?"
Ainina menghela napas pelan, dan mengangguk. "Semalem dia mergokin gue lagi jalan sama Hendra."