"Nggak usah ganti. Lo cantik malam ini."
"A-apa?"
Hendra tersadar. Segera dia membantu Ainina untuk berdiri dan langsung menatap ke arah lain sambil berdeham.
"Maksud gue, jangan ganti lagi. Kita udah telat."
"O-oke."
Hendra berjalan di depan, diikuti oleh Ainina di belakangnya. Perasaannya semakin tidak karuan. Laki-laki itu merutuki dirinya sendiri yang hilang kesadaran ketika melihat penampilan Ainina malam ini.
Meski dalam keadaan gugup, tapi Hendra tetap melakukan pekerjaannya dengan baik. Yaitu membukakan pintu untuk tuan putri yang malam ini sudah berdandan dengan sangat cantik.
"Makasih," ucap Ainina sambil tersenyum. Dia sudah duduk di kursi mobil sembari menunggu Hendra yang masih berjalan menunggu kursi kemudi.
"Kita mau makan di mana?"
"Lho, gue pikir lo udah siapin tempat," ucap Ainina dengan anda terkejut.
"Gue bercanda. Seperti biasanya, gue udah siapin tempat yang paling spesial."