Lima menit sudah berlalu. Hendra masih terus menggenggam ponsel sembari menunggu balasan dari gadis yang ia sukai.
"Kenapa belum dibales juga, ya? Apa pesannya belum masuk? Atau sinyal hp gue yang ilang?"
Hendra menarik kursi dan menaikinya di depan jendela sembari menggoyangkan ponsel di udara.
"Tapi sinyalnya penuh kok. Kenapa Ainina nggak bales chat gue, ya? Apa di ilfeel? Atau dia marah?"
Laki-laki itu menggaruk kepalanya sendiri. Seumur-umur Hendra merasakan jatuh cinta, baru kali ini dia merasa serepot dan setidak beraturan ini. Ainina berhasil membuat hatinya terguncang bak diserang badai.
Bahkan ketika dulu menjalin hubungan dengan Santi, Hendra tidak pernah seperti ini. Mungkin karena kualitas yang membedakan. Eh, maksudnya apa, ya?
"Mending gue mandi dulu, deh. Udah jam lima, gue harus berangkat sekolah." Hendra meletakkan ponselnya di atas kasur begitu saja. Dia mengambil handuk dan memasuki kamar mandi.
