"Akh, sakit!"
Fayez mendorong Dania ke dinding belakang sekolah. Lelaki itu mengurung tubuh Dania dengan kedua tangan yang ia letakkan di samping gadisnya.
"Kenapa, hah?"
"Kenapa apanya, sih? Kamu kalau ngomong yang jelas."
"Kenapa kamu pake baju kayak gini? Kamu sengaja, mau pamerin tubuh kamu ke semua cowok?"
Plak!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi kanan Fayez yang mulai memerah.
"Kalau aku punya baju yang lain, aku juga nggak mau. Apa serendah itu aku di mata kamu?"
Sial! Suara lirih Dania sudah mulai membuat Fayez lemas. Itu adalah titik lemahnya. Ia tidak bisa melihat gadisnya menangis, apalagi itu disebabkan oleh dirinya.
"Maaf...." Fayez menunduk dan berkata dengan lirih.
"Kamu sebenernya kenapa, Fayez? Dari pagi kamu diemin aku. Apa aku punya salah?"
"Aku yang harusnya tanya sama kamu. Kenapa kamu jauhin aku? Kamu udah nggak sayang sama aku?"
Kedua mata mereka saling menatap hingga tak terasa semakin mendalam.