"Sayang, tunggu dong. Kamu jangan marah sama aku."
"Sayang."
Setelah kejadian di parkiran tadi dan membaca sebuah surat yang diberi oleh gadis calon siswa baru itu, Dania berlalu meninggalkan Fayez. Sampai saat ini, lelaki itu masih berusaha mengejar Dania dan memberi penjelasan pada gadisnya.
"Stop!" Fayez akhirnya mengambil cara sedikit kasar. Lelaki itu berdiri di depan Dania sembari mencekal kedua bahunya erat.
"Ih, lepasin, Fayez!"
"Gak. Aku nggak akan lepasin kamu, sebelum kamu denger penjelasan aku." Fayez menarik tangan Dania dan membawanya ke dalam kelas. Lelaki itu mengunci pintu kelas agar tidak ada orang yang mengganggu mereka.
"Kenapa harus dikunci pintunya?"
Fayez menghela napas dan berbalik. Ia melangkah mendekati Dania. "Aku nggak tau cewek itu siapa, Sayang. Kemarin dia emang minta tanda tangan aku, tapi aku nggak tahu nama dia."
"Oh, ya? Tapi kenapa dia tahu nama kamu?"