"Hendra!" Arinka membuka paksa pintu ruang kelas sebelas ips dua. Di meja paling ujung, Hendra yang tengah asyik tertawa langsung menoleh dan beranjak.
"Arinka? Lo ngapain di sini?"
Arinka tidak membutuhkan tanggapan seperti itu. Ia segera menarik tangan Hendra dan membawanya keluar dari ruang kelas.
Gadis itu tidak memedulikan tatapan banyak orang padanya. Ia hanya perlu berbicara dan sedikit memberi peringatan pada Hendra.
"Rin, lo kenapa, sih?" tanya Hendra, yang masih belum mengerti dengan apa yang Arinka lakukan.
Arinka menghempaskan tangan Hendra kasar. "Lo nggak berhak tanya gue kenapa. Yang harusnya tanya kayak gitu itu gue, bukan lo!"
"Lo apa-apaan, sih? Salah gue, apa?"
"Lo kan, yang kasih tahu Santi kalau gue ini adik sepupunya Fayez?"
Hendra mengerutkan kening kebingungan. "Maksud lo apa, sih? Kapan gue kasih tahu Santi?"