Keesokan harinya, Ainina tiba di sekolah seperti biasa. Lelaki itu mencari keberadaan Samudera, untuk memuji penampilannya semalam.
Ia seketika berdiri, ketika melihat Fayez yang diikuti oleh teman-temannya memasuki kelas. Ainina tersenyum sembari terus menatap Samudera.
"Sam, suara lo bagus," ucap Ainina yang sudah berdiri di hadapan Samudera.
"Makasih," sahut Samudera, biasa saja. Tidak bersikap antusias seperti biasanya.
"Kalau boleh tahu, lo suka nyanyi? Sejak kapan?"
Samudera menghela napas dalam, dan menatap wajah Ainina dingin. "Nin, gue lagi nggak mau diganggu. Tolong jangan deket-deket sama gue."
Senyum di bibir Ainina seketika memudar. Ia mengerutkan kening heran, mengapa Samudera berubah?
"Lo kenapa sih, Sam? Kok kayaknya lo nggak seneng, karena gue tanya?"
"Em... Nin, si Samudera lagi capek. Biasalah, dia kalau capek emang suka nyebelin," ujar Agus menyela. Ia tidak ingin Ainina sakit hati, karena sikap Samudera.