"Kamu kenapa bisa jatuh, sih? Kerikil yang masuk ke lutut kamu lumayan banyak."
"Aku tadi lagi mau masang kain di tiang penyangga tenda, tapi tiangnya ketinggian" jawab Dania datar.
"Kenapa nggak minta tolong aku atau Samudera?"
'Gimana mau minta tolong sama lo? Lo aja sibuk sama cewek lain' batin Dania.
"Aku bisa kok ngelakuin semuanya sendiri. Tapi karena kursinya oleng, makanya aku jatuh."
Fayez diam-diam tersenyum. Dania selalu bersikap seperti itu ketika sedang menahan cemburu. Walaupun Fayez tahu, tapi ia tidak akan membuka aib Dania.
"Udah selesai. Lain kali, kamu hati-hati, ya."
Dania membuang wajah ke arah lain. Ia tidak ingin Fayez membaca sorot matanya, yang kini mengatakan bahwa ia sangat merindukan lelaki itu.
"Sana pergi. Kamu masih dalam masa hukuman."
Fayez mengangguk pelan. Namun sebelum pergi, lelaki itu menyentuh puncak kepala Dania dan mengusapnya lembut.
"Kalau butuh apa-apa, panggil aku aja. Jangan jatuh lagi."