"Kenapa jadi lo yang repot. Emang lo siapanya gue?"
Temon terdiam. Ia memang bukan siapa-siapa Arinka.
"Gue emang bukan siapa-siapa lo, tapi gue nggak suka lo deket-deket sama penjaga perpustakaan itu."
Arinka tersenyum miring. "Lo nggak ada hak buat ngelarang gue. Jadi gue minta, nggak usah ikut campur tentang kehidupan pribadi gue."
Arinka meninggalkan uks begitu saja. Ia harus segera mencari Edward untuk meminta maaf.
Temon dan teman-temannya sudah sangat keterlaluan. Mereka pikir, mereka siapa?
"Permisi, Pak." Gadis itu masuk ke dalam ruang perpustakaan dan menghampiri Edward yang tengah duduk di tempatnya.
"Kenapa kamu ke sini? Emangnya perut kamu sudah sembuh?" tanya Edward tanpa menoleh ke arah Arinka.
"Saya mau minta maaf sama Bapak. Karena tadi Temon udah bersikap nggak sopan sama Bapak."
Edward menutup buku catatannya. "Dia pacar kamu?"