Arinka tengah berjalan di tengah koridor yang sepi sembari bersenandung. Tinggi badannya yang tidak mencapai rata-rata tinggi seorang gadis pada umumnya, membuat Arinka harus berjalan selama sepuluh menit dari arah toilet menuju kelas.
Di persimpangan kedua, tidak sengaja ia melihat dua buah bayangan seseorang seperti yang tengah bersembunyi.
Dengan mengandalkan keberanian, Arinka mengikuti bayangan orang yang tidak ia kenal sama sekali itu.
"Dia siapa, ya? Kok gue kayak kenal sama postur tubuhnya" gumam Arinka yang semakin mendekatkan langkahnya.
"Lo udah berapa hari nggak setor sama gue, hah? Lo udah berani sama gue?"
Gadis itu menutup mulut ketika melihat Temon yang tengah mengancam salah seorang siswa berkacamata.
'Ternyata dia yang suka morotin anak orang' batin Arinka.
Arinka menggeram kesal. Ia tidak suka jika ada orang yang selalu bertindak sesukanya.