Arinka menatap sekelilingnya. Jika ia perhatikan satu persatu, tidak ada siswa yang benar-benar fokus pada bukunya.
Termasuk Sandy. Gadis yang kini duduk di hadapannya itu hanya fokus menatap kedepan. Di mana sang penjaga perpustakaan yang terkenal sangat tampan itu berada.
"Sandy, lo nggak main-main sama omongan lo?" Tanya Arinka setengah berbisik.
"Omongan gue yang mana yang lo maksud, Rin?"
"Lo tadi bilang, kalau lo ke perpus cuma karena pengen liat guru ganteng"
Sandy mengangguk dengan mata yang terus menatap kedepan. "Gue nggak pernah bohong. Dan lo liat, itu guru ganteng banget! Tapi sayang, dia tiap harinya diem di perpustakaan mulu"
Arinka memutar kepala dan ikut melihat kedepan. Gadis itu kemudian menggeleng.
"Lo buta, ya? Padahal mukanya biasa aja menurut gue"
"Lo nggak tau selera kayaknya, Rin"
Sudahlah. Arinka tidak ingin ikut campur tentang penjaga perpustakaan yang tampan itu.