"Sayang, kamu kenapa? Kok dari pulang sekolah tadi mukanya cemberut terus?"
Ainina menghela napas berat. "Mi, aku masih sedih dan nggak percaya kalau hubungan aku sama Fayez berakhir gitu aja"
Novita selalu merasa sesak setiap kali Ainina membahas soal Fayez. Ia juga merasa bersalah karena semua perjuangan serta pengorbanannya terbuang begitu saja.
"Kamu tenang aja, ya. Mami janji akan bantu sebisanya. Tapi, apa kamu nggak mau coba buka hati buat laki-laki lain?"
"Maksud Mami?" Tanya Ainina menoleh.
"Mami punya kenalan, dia punya anak laki-laki. Mami udah liat kok mukanya. Dia ganteng dan baik banget"
"Mami mau jodohin aku?"
Novita berdeham sambil merapikan rambutnya. "Bukan. Ini bukan perjodohan namanya. Tapi Mami pengen ngenalin kamu sama dia. Siapa tau kan kalian cocok"
Ainina spontan menggelengkan kepalanya menolak.
"Aku nggak mau, Mi. Emang Mami tau dia orangnya kayak gimana? Walaupun dia ganteng, tapi apa kelakuannya sesuai sama mukanya?"