Chereads / CRAZY OVER YOU / Chapter 2 - Epilog

Chapter 2 - Epilog

United kingdom Inggris atau nama lainnya adalah The black country adalah sebuah negara konstituen yang merupakan bagian dari Britania Raya.

Seorang pria dengan tubuh kekar tinggi jangkungnya dan memiliki wajah yang begitu sangat tampan bak dewa Hermes dari yunani.

Jangan ditanyakan tentang struktur wajahnya itu. Memiliki mata yang indah dan lembut sekaligus tajam, alis tebal yang sempurna, hidung mancungnya bak prosotan anak TK dan satu lagi jangan lupakan tentang kesexyan dari bibirnya.

Wanita manapun tidak akan kuat jika sudah melihat bibir tipis nya. Bahkan banyak dari para wanita diluaran sana yang rela mengantri agar bisa merasakan kejantanannya.

Dia adalah William Anthony Sunarya pria keturunan indonesia - Inggris yang berhasil membawah perusahaan ASGroup sang Ayah yang hampir kolaps menuju puncak kejayaannya seperti saat sekarang ini.

Bahkan di bawah kepemimpinan William, perusahaan ASGroup milik keluarganya menjadi perusahaan terbesar di negara nya dan di negara kelahiran sang Mama tercintanya.

Di usia William yang hampir menginjak angka tiga puluh tahun menjadikan dirinya pembisnis handal yang banyak di takutin oleh para lawan bisnisnya, Memiliki anak perusahaan yang tersebar luas di berbagi kota di Indonesia bahkan di Inggris sendiri.

Pembawaan William yang dingin, cuek serta pendiam tidak menutup aura ketampanan dan kharisma dari seorang William Sunarya.

Hingga banyak sekali wanita di luaran sana yang memimpikan William sebagai kekasih atau bahkan suaminya, tidak sedikit klien bisnisnya mempromosikan anak perempuan mereka di hadapan William, dengan harapan William akan tertarik dan menjadikan anak perempuan mereka sebagai istrinya.

Tapi setelah melihat secara langsung bagaimana William Sunarya, banyak perempuan bahkan mencoret William sebagai daftar list mereka untuk di jadikan kekasih atau suami.

Bahkan sang sahabat yang merangkap sebagai asisten pribadinya hanya bisa pasrah dan berharap Tuhan mempertemukan Willial dengan perempuan yang mampu membuat hatinya yang dingin dan beku itu mencair dan takluk.

Tidak berhentinya sang asisten pribadi menawarkan para teman wanitanya sewaktu masa kuliah dulu pada sang presdir tapi tetap saja William tidak pernah merespon para wanita itu.

"Jika kamu terus bersikap dingin seperti ini, aku yakin tidak ada wanita manapun yang mau menjadi pendamping hidup kamu, Will!" cibir Kenzi dengan perasaan kesalnya.

"Aku tidak membutuhkan mereka, karna aku yakin mereka hanya ingin popularitas dan kekayaan saja." William menatap pemandangan malam kota London dari jendela besar ruangan kerja miliknya.

"Jika kamu selalu berfikir seperti itu maka akan sulit bagimu untuk mencari pendamping Tuan William." ucap Kenzi dengan bahasa formalnya.

Ketika William hendak membuka mulutnya suara Kenzi terdengar kembali membuatnya kembali merapatkan bibir tipisnya, mendengarkan kembali ocehan tidak penting sang sahabat.

"Jangan menyelah terlebih dahulu, aku belum selesai bicara William Anthony Sunarya." setiap kata yang Kenzi lontarkan penuh dengan penekanan.

Karena ada satu hal yang Kenzi harus sampaikan pada boss sekaligus sahabatnya ini, mengenai terror yang di lakukan Sandra ibu kandung William kepada dirinya.

"Kamu tidak tahu Will, setiap hari Tante Sandra selalu menerror menanyakan apakah putra kesayangannya sudah mendapatkan kekasih hatinya yang siap untuk di nikahi?" jedah Kenzi menghirup nafasnya dalam dalam.

"Kau tahu setiap aku menjawab kalau putra kebanggaan mereka tidak berminat dengan yang mananya menikah, respon mereka begitu sangat kecewa bahkan Mama kamu sempat meneteskan air matanya melihat putranya begitu sulit untuk membuka hatinya kembali." lanjut Kenzi.

"Aku tahu kamu masih kecewa dengan apa yang di lakukan Irene padamu, tapi ingat satu hal William... diluaran sana masih banyak perempuan baik dan setia, jadi cobalah lupakan rasa kecewa kamu yang aku tahu itu tidak akan muda." Kenzi berharap setelah ia mengatakan ini sahabatnya ini akan berpikir kembali mengenai wanita itu tidak sama dalam sikap, sifat, dan perilakunya.

William masih berdiri di depan jendela besar dngan lengan kemeja yang dilipat sampai sikunya dan kedua tangannya yang dimasukan kedalam saku celana bahannya, William hanya diam tanpa ada niatan untuk membalas setiap kalimat yang Kenzi ucapkan.

"Jangan katakan kalau kamu masih belum bisa melupakan wanita itu? ingat William dia yang meninggalkan kamu dan menjalin huhungan dengan pria yang lebih kaya disaat kamu dan keluarga kamu sedang terpuruk." tebak Kenzi dengan sinisnya.

William masih diam dalam kebisuannya dengan menyesap sedikit demi sedikit wine yang barusan ia ambil dari atas nakas samping meja kerjanya.

Kesal karena setiap ucapannya hanya di anggap angin lalu oleh William, mengehela nafas beratnya lalu menatap punggung kokoh milik boss nya dengan sedikit smirk di bibirnya.

"Atau kamu mau aku kenalin dengan teman wanitaku yang sekarang? mereka cantik cantik dan pastinya akan membuatmu puas nantinya, Will." goda Kenzi.

Tanpa Kenzi sadari, dari balik sana William membalas dengan seringai tipisnya, "Aku mencari perempuan yang masih ori tidak tersentuh oleh siapapun itu termasuk oleh mu dan untuk memuaskan biar aku saja yang melakukannya wanitaku akan berada di bawah menikmati setiap permainan yang aku lakukan." balasan William sedikit menohok dengan akhir kalimat yang terdengar begitu ambigu.

"Aku bisa mencarikannya untukmu jika kamu mau Will, kamu mau wanita seperti apa? katakan saja aku akan membawakannya untuk boss ku ini."

"Tidak terimakasih untuk tawaranya Tuan Kenzi Alexander." William kembali duduk di kursih kebesarannya. Menatap kearah depan lalu kembali melanjutkan berkataannya.

"Bagaimana dengan perkembangan anak perusahaan kita?" lanjut William mengganti pembicaraan, William lebih suka membahas tentang perusahan daripada membahas seorang wanita.

"Ck, hidup mu terlalu monoton tidak ada warnanya sama sekali." cibir Kenzi, ingin sekali ia meleparkan ponsel miliknya agar mengenai kepala pria kutub itu. tapi mengingat dia adalah pemilik perusahaan tempat ia pekerja dan di tambah dengan ponsel miliknya yang hamal dan baru di beli ini jadi Kenzi urungkan niatnya.

"Kamu tidak perluh mengkhawatirkan mereka, karena anak perusahaan kita akan aman di tangan orang yang tepat, yang seharusnya kamu khawatirkan itu adalah bagaimana kamu dengan cepat mendapatkan pendamping hidup."

"Jika kamu masih berbicara omong kosong sebaiknya kamu keluar dan kerjakan sesuatu yang membuatmu sibuk, jangan sampai gajimu bulan ini aku potong 70%"

Kenzi bangkit dari duduknya menghampiri William dan menyerahkan dokumen dan berkas yang sudah ia selesaikan tadi. "Ini dokumen dan berkas yang sudah aku kerjakan Presdir." biar bagaimana pun Kenzi tahu diri, disini ia bukan hanya sebagai sahabat tapi sekaligus menjadi asisten pribadinya.

"Masukkan kedalam tas kerja milikku, dan kamu ambil berkas yang disitu dan bagikan pada yang lainnya." tunjuk William pada berkas yang terletak di samping tas kerja miliknya.

Tanpa menjawab pertanyaan William, Kenzi memasukan berkas yang ia berikan kedalam tas kerja milik William dan mengambil berkas yang di maksud oleh atasannya ini.

"Besok malam kita akan ada jamuan bersama dengan klien kita dari perusahaan MTZcorps." Kenzi memberitahukan soal agenda acara untuk besok.

"Hmmh... Dimana tempat pertemuannya?" gumam William lalu bertanya mengenai tempat jamuan tersebut.

"Di hotel Intercontinental London O2, Dia ingin menjamu kita di hotel itu." Kenzi memberitahukan tempat dimana jamuan itu akan di langsungkan.

"Kamu siapkan semuanya dan selidiki tempat itu dulu, aku tidak ingin kejadian dulu terulang kembali." perintah William dengan sangat tegas. Ia sendiri tidak ingin kejadian dirinya dijebak dengan wanita bayaran terulang kembali.

"Baik Presdir dan saya lakukan." formal Kenzi lalu meninggalkan ruangan CEO dan kembali keruangannya.

Begitu pulang dari perusahaan William langsung memfokuskan kembali dirinya pada dokumen yang diberikan asistennya tadi.

Itulah seorang William Anthony Sunarya yang bukan dikenal karna sikap dingin dan pendiamnya tapi ia dikenal dengan workholicnya.

Bagi William tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada bekerja bekerja dan bekerja.

Bahkan sampai keluarga yang berada indonesia pun selalu mendesak agar dirinya segara menikah dan membuat banyak anak untuk penerus bagi perusahaan ASGroup.

****

Sementara dinegara metropolitan kota Jakarta - Indonesia seorang gadis cantik dengan tinggi badan bak super model ini ia sedang menenangkan sang Bunda tercintanya.

Ia harus berpisah kembali dengan keluarga tercintanya untuk kembali melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas ternama di inggris.

Gadis muda dengan kecantikan bak dewi Aphrodite yunani. Hanya bisa tersenyum saat kedua orangtuanya mengantar dirinya di bandara soekarno - Hatta.

Dia adalah Reegina Sakuntala Prasetya yang berumur dua puluh tahunan, yang merupakan mahasiswa disalah satu universitas ternama di Inggris.

"Hati hati ya sayaaang... kabarin Bunda kalau sudah sampai sana." ucap wanita setengah paru baya yang masih terlihat cantik meskipun usianya yang tidak lagi muda.

"Iya, nanti kalau sampai sana aku akan langsung menelpon Bunda." ucapnya menenangkan lalu memeluk wanita yang sudah melahirkannya.

Sang bunda berulang kali mencium puncak kepala putri semata wayangnya. Yang kini tumbuh menjadi anak cantik, pintar sekaligus mandiri.

"Hati hati ya, sayaang!" lalu pria tua itu memeluk dengan erat putrinya. Baru saja ia bertemu kini dirinya harus kembali melepaskan sang putri untuk melanjutkan pendidikannya.

"Iya, Abi juga harus jaga kesehatan jangan kerja terlalu keras." timbal Reegina saat pelukkan mereka sudah lepas.

"Iya nak... Abi akan mendengarkan perkataan kamu." lalu salah satu pengawai bandara mengatahkan kalau pesawat dengan tunjuan Oxford (Inggris) akan segera berangkat.

Reegina mendorong kopernya untuk melakukan pengecekan dan segara menuju pesawat yang akan mengantarnya sampai ketempat tujuan.

"Putri kita sudah dewasa ya Bi sekarang." ucapnya sambil melampaikan tangannya ketika melihat sang anak melambaikan tangan kepadanya.

"Bukan hanya dewasa Bun! tapi dia sudah bisa mandiri." ralat Dzaky Prasetya (Ayah Reegina).

"Iya... Abi benar putri kita sudah bisa mandiri, Oh ya sebelum kembali kerumah Bunda ingin membeli keperluan Bunda dulu ya?" ujar Maya (Ibu Reegina) lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Bunda mau beli apa memang nya?" tanya Dzaky mencium punggung tangan istrinya berulang kali, sungguh sangat mesra nan romantis.

"Ada beberapa skincare Bunda yang sudah habis Bi." Dzaky mengangguk lalu ia melingkar tangannya di pinggang ramping sang istri.

"Baiklah... sekalian Abi juga mau beli sepatu buat acara besok lusa." sepanjang perjalanan mereka berdua selalu bergandengan tangan.

Maya bersyukur dimasa lampau ketika ia mengalami hal yang sulit, Tuhan mempertemukannya dengan pria yang sekarang menjadi suami sekaligus Ayah untuk putri semata wayangnya.

Disisi lainnya, di dalam pesawat yang menempuh dan memakan waktu yang begitu lama membuat Reegina mati gaya karna kebosanan. Untung saja dia sempat membawah salah satu novel kesukaannya.

Dengan diringi aerphone yang berada di kedua telinganya Reegina memfokuskan dirinya pada buku novelnya.

Tidak tahu sudah berapa lama Reegina memfokuskan dirinya pada novel yang ia baca. Salah satu pramugari mengumumkan bahwa pesawat mereka akan melakukan transit di negara manila.

"Ini yang tidak aku sukai kalau sedang perjalanan jauh." Gerutunya lalu ikut turun bersama penumpang lainnya.

"Coba kalau punya jetpri sendiri kan enak, tapi sayangnya uang jajan aku tidak mampu untuk membelinya." Sambungnya kembali lalu ikut berbaris dengan yang lainnya.

Setelah keluar dari badan pesawat Reegina mencari restoran yang sesuai dengan lidanya. Maklum ia kan anak indonesia tulen gaes.

Berputar putar cukup lama akhirnya Ia menemukan apa yang dicari yaitu restoran yang menjual nasi goreng, masuk kedalam lalu memesan satu porsi makanan beserta satu gelas ice lemon tea.

Tidak berapa lama pengawai restoran datang dan memberikan menu makanan yang ia pesan beberapa menit yang lalu.

"Ya Tuhan... ini beneran nasi goreng nih?? kok tampilannya kayak nasi di kasih telor ceplok terus di taburin pake kecap." celetuknya dengan menggunakan bahasa indonesia.

Menikmati makanan yang sedang ia makan. "Rasanya biasa saja, lebih enakan nasi goreng buatan Bunda." Celetuk kembali Reegina mengomentarin rasa dari nasi goreng yang ia pesan.

"Harga doank yang mahal tapi nasi goreng isinya hanya telor ceplok saja. Sungguh miris sekali nasib makan siang aku ini." mau tidak Mau tidak mau ia harus memakannya, sayang banget harganya mahal pake banget.

"Nih ya... kalau beli nasi goreng di mamang yang suka lewat didepan rumah, harga segini bisa dapat banyak." meskipun mulutnya tidak berhenti menggerutu tapi karna cacing didalam perut sudah pada demo akhirnya nasi telor ceploknya habis juga.

Tadi katanya rasa nasi gorengnya biasa saja, tapi kok satu porsi habis juga tuh nasi goreng... dasar ya kamu!!

Selesai menghabiskan makanannya Reegina berkeliling sebentar untuk mengetahui suasana diluar bandara manilla ini.

Hingga satu jam kemudian Ia kembali untuk melakukan check-in untuk mengganti pesawat yang baru.

"Tuhan... dengarkan doaku kali ini ya! tolong berikan aku suami yang kaya raya yang bisa beli jetpri sendiri." ucapnya dalam hati. Mau teriak pun tidak enak takut nanti dikatain gilaaaa.

Cukup lama mengantri dan akhirnya sekarang ia sudah berada didalam pesawat yang baru yang akan membawah dirinya menuju inggris.

Melanjutkan perjalanan dengan rebahan santuy, membenarkan kursi yang ia tepati untuk mencari posisi ternyaman. Dan tidak berapa lama Reegina sudah memasuki alam bawah sadarnya.

-Terimakasih, sudah mampir di tunggu kelanjutnya ya, karena ini on going jadi harap di maklumin jika up nya hanya satu bab saja ya... he๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚