Chereads / Life After Death : Second Life / Chapter 15 - Koloni semut

Chapter 15 - Koloni semut

Raid sudah akan dilaksanakan, kami sudah di depan dungeon yang dimaksud.

<>

Hanya itu? Penjelasan dari appraisal tidak terlalu rinci, tapi tidak masalah.

Seperti namanya, labirin... yah, di dungeon ini jalannya sangat banyak, bercabang, dan ditambah dengan monster yang tak bisa anggap remeh. Labirin ini di bawah tanah, itu kenapa lapisan paling gampang adalah lapisan atas.

Dungeon ini adalah salah satu daya tarik kota Orro, banyak petualang dari segala penjuru datang jauh-jauh hanya untuk ingin menjelajahi labirin Orroka.

Sampai saat ini lapisan tengah belum ada yang bisa memasukinya. Karena jalannya yang menyesatkan, tidak ada orang yang pernah mencapai lapisan itu.

Tujuan Raid ini adalah untuk membuat rute-rute baru untuk para petualang yang ingin menjelajahinya. Syukur-syukur bisa sampai ke lapisan tengah, tapi kedengarannya mustahil.

Semakin jauh menjelajah, semakin kuat juga monster nya. Karena itu misi ini juga mempertaruhkan nyawa.

Makanya yang diijinkan hanya petualang rank di atas bronze. Alasan kenapa rank copper bisa ikut, seharusnya kalian sudah tau... agar bisa dijadikan kacung.

Aku sungguh kasihan pada beberapa rank copper yang sudah disanjung setinggi-tingginya lalu dijatuhkan dengan keras. Harapan tak sesuai realita.

"Kenapa kita harus membawa semua ini?" Tanya salah satu rank copper yang berada di dekat ku.

"Hei, jangan keras-keras! Kita bisa dimarahi nanti!"

"Cih... kita benar-benar di tipu!"

Karena Raid ini diperkirakan akan berlangsung lama, sekitar beberapa hari atau mungkin bisa saja berminggu-minggu. Sangat wajar perbekalan yang disiapkan harus banyak, seperti potion dan sebagainya. Dan siapa yang akan membawanya, tentu saja kami.

"Zarie, aku sungguh menyesal. Aku tak tau jika begini!?" Kata Radky menghampiri ku.

Dia sepertinya menyesal, yah... itu bukan salahnya.

"Seharusnya kau bisa berpikir, untuk apa membawa sekelompok rank rendah jika bukan hal seperti ini?!"

"Ahh... iya, aku minta maaf!" Kata Radky membungkukan badan.

"Aku tak peduli, sebaiknya kau fokus terhadap Raid nya. Pastikan ini bukanlah tindakan yang sia-sia. Kita harus mendapatkan hasil yang baik, kan?" Kataku pura-pura menyemangati nya.

"Baiklah... tenang saja, Raid ini pasti akan berhasil."

Semoga berhasil, lagipula kata-kata itu hanya omong kosong.

Radky kemudian berkumpul lagi dengan petualang lain untuk menyusun rencana. Kami, rank copper hanya menonton.

Di sini hanya ada 4 petualang rank copper termasuk diriku dan total semua orang yang ikut Raid adalah 40. Barang yang kami bawa sangat banyak.

Raid akan segera dimulai, pintu dungeon tertutup dengan sebuah batu besar dan hanya bisa dibuka dengan sihir khusus.

Oh, ya... rank petualang paling tinggi yang ikut adalah platinum. Tentu saja dia yang akan memimpin.

Dungeon sudah terbuka, Raid akan segera dimulai.

Aku memutuskan untuk menonaktifkan beberapa skill ku, itu dilakukan agar aku mendapat beberapa skill baru. Semakin kesulitan, semakin tinggi kemungkinan skill yang bisa di dapat.

"Semuanya, ayo kita mulai menghabisi para monster-monster itu!" Teriak si rank platinum mengangkat tangannya tinggi di udara.

Semoga kau tak mati!?

.

.

.

.

Kami sudah berjalan agak jauh, dan memutuskan untuk istirahat sebentar. Kami di bagi menjadi 4 kelompok karena tadi jalannya bercabang 4. Jumlahnya pas dengan para pembawa barang, apa memang sudah direncanakan?

Monster di lapisan atas rata-rata berjenis serangga dengan level 20-an.

"Hey, copper! Masukkan sutera yang baru saja kudapatkan!"

Kami tadi baru saja melawan monster jenis laba-laba

Aku hanya melakukan yang disuruhnya.

"Monster di sini ternyata bernilai jual. Aku baru pertama kali masuk ke dungeon ini!?"

"Payah sekali, aku saja sudah 5 kali masuk. Dan benar bagian-bagian monster di sini bernilai jual tinggi."

Hanya obrolan yang tidak penting.

<>

Akhirnya... karena dari tadi aku berusaha melihat dalam kegelapan, skill ini bisa kudapatkan. Sekarang aku bisa melihat dalam gelap layaknya hewan nocturnal.

"Kalian... fokus, monster di depan pasti lebih kuat lagi!?" Seru seseorang dengan perisai besar berwarna emas.

"Maaf, kami terlalu bersemangat."

Pria dengan perisai itu adalah pemimpin kelompok kami, dia rank gold.

Orang-orang di kelompok ini rata-rata pengguna pedang dan busur, juga tombak. Hanya satu yang spesialis sihir. Mungkin bisa dibilang kombinasi yang lumayan, tapi entahlah.

"Sepertinya istirahatnya cukup sampai di sini. Kita harus cepat, karena kita akan berkumpul kembali di batas lantai 1." Perintah di rank gold, pengguna perisai.

"Siap!" Jawab serentak. Sedangkan aku hanya diam.

Sepertinya akan segera dimulai.

Kami pun bergerak lagi, tapi baru beberapa menit berjalan masalah datang.

"Ada apa ini? Aku tak bisa bergerak?" Teriaknya panik.

Semua orang pun langsung waspada, aku sendiri hanya melihat ke atas. Terjebak di sarang.

"Sarang laba-laba?"

Benangnya sangat tipis sehingga dari kejauhan tidak terlihat.

"Tidak bisa putus?"

Meskipun menggunakan pedang, benang itu tak bisa putus.

"Akan kubakar, siapkan dir—"

Orang itu tiba-tiba tumbang, semuanya langsung panik. Sesuatu yang tak terlihat menyerang, bukan... lebih tepatnya kecil.

"Semuanya tenang!" Kata si rank gold.

Berkat perkataannya, semua orang bisa mengendalikan dirinya.

Semua senjata mereka keluarkan.

"Motion detection!" Gumam pelan si rank gold menutup matanya. "Hey, di belakangmu!"

Orang yang diteriakinya langsung mengaktifkan skill. Tubuhnya diselimuti api.

"Burner!"

Laba-laba yang ukurannya sebesar kelereng terbakar seketika.

"Kerja bagus!"

Terlalu cepat untuk senang.

Suara gemuruh muncul dari kegelapan, semuanya langsung bersiap kembali.

Suara itu semakin keras. Dan si rank gold langsung bisa tau apa itu.

"Semuanya yang memiliki skill pertahanan, tolong gunakan!"

Semua orang hanya menurut tanpa tau ada apa sebenarnya.

"Perfect defense!"

Beberapa skill pertahanan bermunculan lalu si rank gold dari perisainya muncul aura berwarna biru yang melapisinya.

Seperti biasa aku hanya diam.

Dan benturan terjadi, itu ternyata adalah sebuah koloni semut. Para semut terus menerobos.

"Ka—lian, gu—nakan skill jarak jauh!" Perintah si rank gold.

Semuanya langsung menggunakan skill nya.

"Fire ball!"

"Flood!"

"Ground burial!"

Beberapa orang menggunakan skill elemen api, air, dan tanah. Memang dengan mudah membunuh semut-semut itu, tapi karena jumlahnya luar biasa banyak, itu tak berefek apa-apa.

"Sepertinya kita semua akan mati!" Gumamku dengan hampa.

"Hey, copper... kau tidak berguna!" Bentaknya dengan sangat panik.

"Memangnya apa yang bisa kulakukan?"

Sungguh lucu nanti jika aku sendiri yang selamat, mereka bisa curiga padaku. Apa aku harus menyelamatkan seseorang?

Satu cukuplah.

Pertahanan dari si rank gold sudah pada batasnya. Sebentar lagi kami akan dilumat oleh semut-semut itu.

Aku menarik salah satu dari mereka secara acak dan langsung menggunakan skill illusion padanya untuk membuatnya pingsan.

Dan pertahanannya jebol. Aku secepatnya langsung berlari ke belakang meninggalkan mereka yang tak bisa menyelamatkan diri sambil membawa orang itu.

Setelah semua orang benar-benar mati, aku memutuskan untuk menghabisi para semut.

"Hell fire!"

Aku menghembuskan api dari mulutku layaknya seekor naga. Semua semut yang terkena api ku langsung tak bersisa saking panasnya.

"Wo-ah, sepertinya ini belum semua?! Masih ada semut lain dan juga ratunya. Bikin repot!"

Ratu semut yang harus diwaspadai.

10 orang di kelompok ku yang tersisa hanya 2 orang, bagaimana caranya aku beralasan. Pikir nanti.