Pupusnya harapan
Malam yang dingin diselimuti oleh awan
Yang hitam legam. Hujan turun didaerah perumahan sakazuki.
Hujan turun dengan derasnya hingga menggenangi jalanan didepan rumah
Asami!
"Asami.. , Tolong ambilkan ayah teh hangat sedikit, ayah kedinginan malam ini.."
"Teh hangat..? baik ayah aku akan mengambilkannya.."
Dengan segera, Asami segera membuatkan
Ayahnya segelas teh hangat, dengan sedikit
Gula serta mengaduk gulanya tersebut.
"Aku harus menuangkannya dengan tepat, agar ayah tidak merasakan rasa teh yang terlalu manis.."
Sembari membuat teh untuk ayahnya, Asami terus berfikir bagaimana caranya agar ia bisa membuatkan sepatu yang ayahnya idam-idamkan tersebut.
"Aku harus bisa membuat sepatu untuk ayahku, aku ingin ia bahagia dengan apa yang kubuat, namun bagaimana caranya..?Ya sudah deh, aku buatkan teh untuk ayah dulu..."
Setelah selesai membuatkan teh untuk ayahnya, Asami segera memberikan teh tersebut kepada ayahnya tersebut.
"Nih ayah tehnya, dihabiskan ya.."
Dengan perasaan lega, Asami pun kembali kekamarnya.
"Ayah , Aku kembali kekamar dulu yaa.."
Asami pun dengan cepat kembali kekamarnya.
"Lebih baik aku istirahat dulu, Aku akan
Melihat siaran televisi malam ini.."
Asami pun segera menyalakan televisinya..
"Aku akan menonton apa ya..? Tayangan
Talkshow? Sepertinya tidak. TV series? Sepertinya tidak.."
Asami terus menerus mencari siaran televisi
Yang menurutnya menarik untuk disaksikan..
Dan tanpa sengaja Asami melihat salah satu-
Acara yang membuatnya merasa tertarik...
"Wahh... Apa ini..?, Acara perekrutan desainer sepatu..?? Wahhh aku ingin ikut.." Ucap Asami dengan perasaan sangat senang.
Asami pun segera menelfon Hiro dengan
Perasaan hati yang senang.
"Ayo dong diangkat hiro.., Nahh Hiro.. akhirnya kau mengangkatnya.."
"Yaa... Ada apa Asami..?"
"Aku tadi baru saja menonton suatu acara televisi. Dan tak sengaja aku menemukan
Sebuah acara perekrutan desainer sepatu.."
"Wahh... Menarik sekali untukmu Asami.. , Lalu kapan acara itu dimulai..?"
"Yaa.. acara perekrutan itu dimulai sekitar 2 sampai 3 hari lagi.., Apa kau tertarik menemaniku berlatih Hiro..?"
"Heem.., Aku tertarik... , Aku ingin melihatmu
Membuat desain sepatu yang kau impi-impikan tersebut..."
"Baiklah, akan kubincangkan terlebih dahulu
Dengan ayahku.."
"Yasudah , besok kamu kabari aku ya, dah sampai jumpa Asami.."
"Yaa.. sampai jumpa.."
Dengan hati yang senang, Asami berlari kebawah kembali untuk membicarakan
Bahwa Asami tertarik untuk mengikuti percobaan perekrutan desainer sepatu.
"Ayahh.. , Aku ingin bertanya kepadamu..
Apa aku boleh ikut perekrutan sebagai desainer sepatu yang aku impi-impikan tersebut..?".
"Ya..? Ada apa..? perekrutan desainer sepatu..? Kamu kan masih sekolah Asami..
Bagaimana caranya kamu berkerja sambil
Sekolah..? , Tidak, aku tidak mengizinkanmu.
Perasaan senang dan bahagia Asami seketika hancur karna ayahnya yang menolak Asami menjadi seorang desainer sepatu.
"Ayah.. Namun kan ayah sendiri yang bilang
Ingin memiliki sepatu kayu yang bagus untuk
Ayah pakai.."
"Asami.. Jujur ayah sangat ingin menggunakan sepatu yang anak ayah sendiri buat.., Namun kau masih bersekolah.., ayah tak ingin pekerjaan desainermu itu menganggu pendidikanmu Asami..."
Dengan perasaan hancur, Asami memutuskan kembali kekamarnya untuk mengurung diri dari ayahnya...