"Papa, bangun! Sudah pagi!" teriakan itu membuat kedua kelopak mata yang masih begitu berat terbuka akhirnya memilih sedikit menyipit karena desakkan suara pada gendang telinga.
"Bangun dong, kenapa malah tidur lagi? Ayo lari pagi Papa!" tambahnya lagi membuat wajah Delon kembali menenggelamkan wajah tampannya pada bantal empuk itu.
Rachel menggeleng kepala mendapati suaminya masih sama saja seperti dulu tak ingin mengorbankan hari liburnya hanya sekedar lari pagi.
Ia juga heran kenapa tubuh Delon masih saja begitu kekar meski lelaki itu jarang sekali berolah raga.
"Sayang Nanthan ... Nefa, ayo kita lari pagi bertiga saja. Tapi, Nefa sudah kuat lari?" tanya Rachel saat tubuh itu sudah berada di samping ranjangnya.
Di sana sudah ada Nathan dan Nefa yang sedang terduduk di samping tubuh Delon yang masih belum mau bergerak kembali.
Nefa mengangguk dengan senyum yang mengembang. "Sudah, Mama. Apa nanti ada om Aster lagi?"