"Abang kenapa kita nggak pulang?" Sellyn menyebar pandangan ke seluruh sudut ruangan. "Ini ... masih kayak dulu." Lanjutnya.
Regan menghentikan langkah saat mendengar suara sang istri. Ia yang sudah mengunci pintu kamar hanya bisa bersender di sana dengan melipat kedua tangan.
"Itu juga ...." Sellyn kembali menunjuk ke arah sebuah tulisan yang dulu ia sengaja tulis begitu kecil agar petugas hotel tidak sadar. "Kenapa suasana juga masih sama?"
Pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan Sellyn. Karena memang ia begitu terkejut dengan kamar yang menyatukan dirinya dan Regan dulu. Sungguh ini semua membuat Sellyn tak bisa mengerjap dengan mudah.
"Ini kamar kita, aku nggak pernah sama sekali mengizinkan pihak hotel menyewakan kepada siapa pun," bisik Regan saat tangan besar itu telah meraup pinggang ramping Sellyn.
Sellyn mendengarkan dengan seksama apa yang telah dikatakan suaminya. Lalu, kembali memutar padangan ke arah sekitar sudut kamar yang sedang mereka tempati.