"Jangan ketawa, Sayang. Kenapa kamu sudah bisa berjalan?"
Pertanyaan Delon hanya mendapat putaran kepala dari perempuan cantik itu dengan tawa yang masih mengulum tawa.
Rachel berdehem untuk menyegarkan tenggorakkannya. Tapi, sebelum mulutnya bergerak ia terlebih dulu menoleh ke arah belakang. Pemandangan di luar mobil sungguh membuat perut Rachel sakit, tak tahan menahan gelak tawa.
"Sayang ..." panggil Delon lagi yang sudah tidak sabar mendengar cerita dari istri tercintanya.
Rachel memutar kepala, menatapanik hitam yang sepertinya masih menuntut sesuatu keluar dari mulut Rachel.
"Aku selalu belajar berjalan di dalam kamar, Kak." Rachel melingkar lengan tangan di pinggang kekar Delon, kepalanya tergulai rindu di depan dada bidang Delon. "Sebelum ... ataupun saat kamu ada di sana." Lanjutnya lirih mesra.