"Bukankah dulu kamu sangat menyukaiku, Abella? Kenapa sekarang kamu begitu membenciku?"
Abella memutar kepala mendapati pertanyaan itu begitu membuat hati Abella sakit. Ia memang benar masih begitu menyukai Rian, dengan berbagai perangai yang lelaki tampan itu miliki.
"Kita saling menguntungkan. Aku mungkin dulu menyukaimu, tapi sekarang tidak. Aku pikir hidup untuk menyukai seorang lelaki hanya akan membuang waktuku saja," jawab sarkas wanita cantik itu.
Rian menatap mata Abella lekat. Ia kecewa dengan jawaban wanita cantik itu ... tapi, ia di sini hanya ingin kembali mengakrabkan diri bukan sebagai anak buah Hernades, tapi sebagai calon suami Abella.
"Baiklah, itu tidak masalah. Aku diminta papamu untuk datang, untuk membahas pernikahan kita. Kamu mau semewah apa? Atau kau ingin dihadiri oleh pelukis terkenal?" tawar Rian membuat kepala Abella menggeleng.