Rachel tertawa terbahak. Ia masih dalam pelukan suami pencemburunya. Terkadang sifat manis Delon selalu membuat Rachel melupakan sisi jelek suaminya.
"Kenapa harus bilang begitu?" tanya Rachel dengan suara samar, karena Delon tidak mengizinkan dirinya untuk lepas dari pelukan itu.
"Apa aku harus berkata, kalau aku cemburu?" tanya Delon kembali dengan nada kesal. Tetapi, Istrinya justru tertawa tanpa henti. Padahal.ia sudah menahan tubuh itu dalam dekapan.
"Uttu... utu Suamiku sedang cemburu. Sekarang tidur ya! Besok aku masih menjadi bebanmu, Kak. Maaf," ucap Rachel dengan nada sendu sembari mengusap lembut punggung kekar suaminya.
Rachel besok akan merepotkan suaminya untuk menyiapkan beberapa keperluan sekolah kedua anaknya. Dan sarapan pagi, karena pembantu mereka sedang mengambil cuti sebelum Rachel masuk rumah sakit.
Rasanya Rachel begitu tak berguna karena hanya diperbolehkan Delon duduk di atas kursi roda tanpa boleh melakukan apa pun.