Rachel tak bisa berkata lagi. Ia hanya bisa bergeming di kursi rodanya. Pandangan itu menatap lurus ke depan setelah lima hari berlalu. Dirinya masih mengingat apa yang dikatakan Anin padanya.
"Mamaa!" panggil Nathan yang berlari ke arah Rachel dan seketika membuyarkan lamunan perempuan cantik itu. Garis melengkung menghiasi bibir bersaput lipstik peach tips itu menyambut kedatangan sang putra.
Rachel mengecup pucuk kepala Nathan yang memeluknya erat.
"Ada apa Sayang? Mama di rumah nggak ke mana-mana kok," kata Rachel kembali, ia tahu bagaimana kecemasan yang tercetak di garis wajah putra kecilnya.
Setelah kepulangan dirinya dari rumah sakit seluruh orang seperti cemas jika dirinya akan pergi tanpa sepengetahuan mereka. Bahkan penjagaan diperketat oleh suaminya.
Tidak ada yang boleh masuk ke dalam area rumah kecuali kelurga dan staf kantor yang terkadang diperintah Delon untuk mengambil berkas jika Regan ia perintahkan untuk perjalanan bisnis.