"Papa! Itu Om siapa? Nefa takut!"
Gadis kecil itu langsung sembunyi di dalam pelukan Delon tidak berani menatap dua orang yang berada di depan mereka sedang dirinya dan Nefa dengan lekat.
"Kenapa nggak masuk? Kenapa kau membaaa dia?" tanya Delon dingin tanpa menatap keberadaan seorang wanita yang nampak menunjukkan rasa bersalahnya.
Lelaki yang berada di depan Delon mulai mengayun dua langkah. "Kau jangan marah dulu. Dia berbeda dengan Anita. Aku bisa menjelaskan semuanya," katanya.
Delon melirik tajam ke arah Anin dengan penuh arti. Wajah itu begitu mirip, tapi bola mata merekalah yang berbeda.
Anin mengangguk. "Maafkan semuanya. Aku juga bingung bagaimana cara menghubungi kalian. Beruntung Max menghubungiku selalu dan aku bisa membawa kakakku kembali.
Lelaki tampan itu menghela napas dalam. Lalu mengangguk menggeser tubuh untuk memberi jalan pada Anin dan Max.