Pukul satu siang seluruh orang sudah berganti untuk menjaga Nino. Mereka bergantian karena memang sangat kelelahan. Apalagi lelaki berkaca mata di samping brankar rawat Nino. Berkali-kali lelaki itu tak sadar tidur dalam duduk, hingga kepalanya terkatung di udara.
"Bangun, sana Lo pergi tidur aja." Suara serak tersebut membuat Regan kembali menegakkan kepala.
Nino mendorong lengan tangan kakaknya untuk beristirahat, karena ia tahu lelaki itu belum tidur.
Regan berdecak sembari mengucek mata. "Lo emang Adik nggak tahu diri. Udah dijagain malah ngusir. Udah lo aja yang tidur," balas Regan kembali yang membuat Nino mengulas senyum simpul.
Nino menurut untuk menutup kembali. Namun baru beberapa menit lelaki itu mulai memejamkan mata ketukan pintu membuat Nino membuka mata kembali.
Suara pintu terbuka membuat mereka berdua sedikit tercengang melihat Jeno dan Martha hanya melongok dari luar untuk melihat keadaan di dalam kamar.