"Kenapa, Nona? Anda tidak perlu malu denganku. Aku sudah biasa melihat langsung maupun ... seperti ini. Tapi, video ini sudah kubagikan kepada semua orang."
Lelaki itu menaik turunkan alisnya yang terlihat bekas luka yang berbentuk seperti bulan sabit di sana. Terlihat seram saat senyum itu tercetak di sana.
Rere melebarkan mata mendengar perkataan itu. Video itu baru dikirim oleh pelanggannya yang meminta untuk merekam kegiatan mereka yang berlangsung satu kemarin setelah Rere menghabiskan malam bersama lelaki asing bersama dengan Jenny juga.
Bukan masalah itu. Tapi, wajah itu begitu kentara saat Rere memberi service pada pelanggan tuannya.
"Kenapa Lo lancang, hah? Siapa yang nyuruh kalian buat hancurin barang-barang gue?!" bentak Rere dengan jari telunjuk mengarah pada barang-barangnya lagi.
Hati Rere meringis saat benda kesayangannya juga ikut hancur lebur.