"Apa yang mama pikirkan? Jangan berpikiran seperti itu. Aku tahu mereka semua kuat. Bukannya mama ingin bermain dengan merekan nanti?"
Martha tidak tahu harus mengatakan apa. Karena kemungkinan terburuk memang seperti itu. Rachel mengalami pendarahan dan tak mungkin baik-baik saja. Tapi, ia juga takut untuk mengatakan hal buruk yang selalu saja melintas di pikirannya.
"Iya, mama hanya takut saja. Mama adalah perempuan tentu mama lebih merasakan apa yang dirasakan putri kita," sahut Martha yang sudah tidak ingin ribut dengan sang suami yang nampaknya mulai kesal.
Jeno hanya membalas dengan anggukkan, lalu menggegam tangan wanita paruh baya itu dengan hangat dan lembut.
Tidak lama muncul seorang lelaki berjubah putih dari ruang rawat Rachel yang disambut antusias Delon. Namun, wajah cerah itu kembali sendu saat melihat wajah dokter itu terlihat begitu sedih.