"Nino! Kamu ini terlalu kurang ajar! Kenapa kamu bisa tidur meluk Monica? Kalian belum menikah! Kenapa kamu tidak sabaran, ha?"
"Apa kamu pikir Monica itu lahir sendiri tanpa orang tuannya?" sambungnya denga. Napas memburu. Dan beberapa kali wanita paruh baya itu terlihat sedang memijat kening berkerutnya.
Nino hanya bisa tertunduk lemah dengan sesekali melirik ke arah Monica yang terlihat menatapnya dengan tatapan kasihan. Perempuan itu pasti ingin menolongnya, tapi dia juga takut dengan kemarahan maminya jauh berbeda dengan sifat ramah yang selama ini ditunjukkannya.
"Mami, aku hanya memeluknya saja. Aku tidak melakukan apapun. Aku juga tahu bagaimana aku harus menjaga Monica, Mam. Jangan marah-marah dong, Nino masih mangantuk nih," bujuk Nino dengan mengeluarkan jurus rayuannya pada sang ibu. Tapi, nampaknya wanita paruh baya itu tak merespon.