"Aku harus nyusul mereka, Kak. Ngga bisa dibiarin merek berduan seperti itu. Kamu tahu sendiri Nino seperti apa," kata Rachel resah. Ia dengan cepat mengambil jaket untuk menutupi tubuh yang terbalut dengan kimono tidur.
Delon memijat keningnya dengan mengekori sang istri ke mana pun perempuan itu pergi. Kepalanya semakin pening karena ini sudah terlalu malam untuk jam keluar malam. Apalagi, Rachel yang sedang hamil muda.
Ini semua memang salah Nino. Kenapa lelaki itu muncul di waktu yang tidak tepat seperti ini. Delon memang terbebas dari cecaran foto palsu itu. Tapi, ia juga tidak bisa membiarkan Rachel melangkah keluar dari kamar.
"Brengsek! Cacing kelapaan!"
"Buayaa darat!"
"Kecoaa busuk!"
Segala umpatan itu telah menjadi nyanyian penghias malam ini. Apalagi, pemandangan yang ia lihat tadi sungguh membuat Delon ingin muntah. Lebih ahli dirinya saat mencium Rachel, hingga perempuan itu mendesah hebat membuat gairahnya tak bisa tertaha.